GROBOGAN – Suasana mengesankan terlihat pada saat perlombaan voli di Gedung PGRI Cabang Kabupaten Grobogan, Kamis (13/6). Pertandingan tersebut lebih unik dibandingkan dengan pertandingan biasanya sebab para pemain voli yaitu para tuna daksa.
Umumnya pertandingan voli dimainkan dengan cara berdiri. Namun, mereka dapat memainkannya dengan cara duduk. Para pemain ini mempunyai tugasnya masing-masing dalam perlombaan tersebut.
Kegiatan pertandingan voli ini digelar dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) National Paralympic Commettee Indonesia (NPCI) 2019. Selain voli, tiga cabang olahraga lain juga dipertandingkan dalam kegiatan tersebut.
“Hari ini kita mengadakan kejurkab National Paralympic Commettee Indonesia atau yang dikenal dengan nama NPCI tahun 2019. Ada empat cabang olahraga yang dipertandingkan dalam kegiatan ini antara lain atletik, bulutangkis, tenis meja, dan voli duduk,” jelas Sunar, ketua panitia Kejurkab NPCI 2019 Kabupaten Grobogan.
Peserta NPCI ini berasal dari 19 kecamatan se Kabupaten Grobogan. Sunar mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mencari bibit atlet disabilitas serta mempererat hubungan persatuan dan kesatuan antaratlet disabilitas.
“Bagi mereka yang menang dalam pertandingan akan terpilih mewakili Kabupaten Grobogan di NPCI tingkat Provinsi Jateng tahun 2019,” jelas Sunar.
Pelaksanaan Kejurkab NPCI 2019 ini dilakukan satu hari di tempat yang berbeda sesuai dengan masing-masing cabang olahraga yang dipertandingkan. Untuk cabor atletik dipertandingkan di Stadion Krida Bakti Purwodadi. Sementara untuk bulutangkis dan voli duduk dilaksanakan di Gedung PGRI Danyang.
“Yang cabor tenis meja kami laksanakan di Klenteng Hok An Bio Purwodadi,” tambah Sunar.
Total peserta yang ikut dalam Kejurkab NPCI 2019 Grobogan ini berjumlah 80 orang. Sunar mengungkapkan semua peserta dalam NPCI ini yakni penderita disabilitas tuna daksa.
Sebelumnya, Kejurkab NPCI 2019 ini dibuka langsung Sekda Grobogan Moh Soemarsono yang dihadiri seluruh atlet NPCI dan juga sejumlah tamu undangan.
suarabaru.id/Hana Eswe.
