SLAWI (SUARABARU.ID) – Namanya Slamet (33) warga Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. Karena nge-fans berat dengan kelompok musik Slank maka jadilah nama Slamet Slank. Saat ditanya kenapa kok nama belakang pakai Slank?
“Iya saya nge-fans banget sama kelompok musik Slank. Jadi nama saya Slamet ditambah nama belakang pakai Slank,” kata Slamet polos saat menunggui dagangan di warung Kuliner difabel Jalan Cempaka I Kemayaran, Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Kamis (6/1/2022).
Slamet merupakan penyandang disabilitas polio. Karena keterbatasan fisik aktifitasnya selalu dibantu menggunakan kursi roda. Sudah 6 Tahun Slamet membuat jajanan ringan seperti bolu, kentang balado, krupuk pangsit yang biasanya dijual keliling menggunakan kursi roda. Kadang kalau perjalanan jauh menjajakan dagangannya menggunakan kendaraan roda tiga miliknya.
Untuk pemodalan Slamet biasanya patungan dengan rekannya dan setelah dagangan laku dibagi kembali. Muka Slamet sumringah dan senyum polos terlihat kaget saat jajanan laku dibeli oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Komisi IX Dapil Jawa Tengah IX, Dr Dewi Aryani, MSi.
Sekretaris Yayasan Difabel Kabupaten Tegal, Indra Erafani mengatakan, saat ini pihaknya sedang membantu memasarkan produk kuliner, makan ringan milik teman-teman difabel Kabupaten Tegal.
“Hari ini kita lounching warung difabel. Setelah ini kita akan roadshow, keliling ke tempat lain memasarkan produk teman-teman difabel. Mempromosikan bahwa produk dari teman-teman difabel bisa bersaing ditengah masyarakat,” ungkap Indra.
Indra menjelaskan, keberadaan warung difabel merupakan bantuan aspirasi dari Anggota DPR RI Dapil Jateng IX, Dewi Aryani. Selain menjajakan kuliner, lounching warung difabel juga menampilkan kelompok musik difabel.
“Alhamdulillah hari ini saya berkesempatan membuka pusat kuliner teman-teman difabel Kabupaten Tegal. Ini adalah bantuan aspirasi dari saya untuk teman-teman difabel di Kabupaten Tegal sehingga mereka bisa memiliki usaha bidang kuliner,” kata Dewi Aryani yang akrab dipanggil DeAr.
Nanti mereka juga akan dilatih cara membuat bakso makanan ringan yang lain dan bisa memperdayakan potensi dari temen-temen difabel yang memang suka kuliner. Dewi juga akan membantu memberikan fasilitas untuk belajar di rumah singgah difabel.
Dengan segala keterbatasan fisik, semangat mereka untuk mengelola usaha kuliner sangat besar. Itulah salah satu alasannya untuk memberikan bantuan aspirasi pembangunan warung dan usaha kulinernya.
Dewi berharap masyarakat Kabupaten Tegal yang lain untuk menyempatkan bisa mencicipi kuliner hasil karya teman-teman difabel. “Kita bantu mereka agar bisa mandiri, bisa punya penghasilan sendiri dan sekaligus juga memperdayakan potensi mereka di masa pandemi ini,” pungkasnya.
Nino Moebi