SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintahan baru Kabinet Merah Putih membawa banyak perubahan besar termasuk dalam aspek Pendidikan Tinggi yang saat ini digawangi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi di bawah kepemimpinan Menteri Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Arah kebijakan dan langkah strategis untuk pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia perlu untuk di diseminasi dan publikasi kepada seluruh Brayat Agung (keluarga besar) LLDIKTI Wilayah VI dan kepada masyarakat luas.
Untuk itu, dalam rangka mengawali tahun 2025, LLDIKTI Wilayah VI Kembali menggelar agenda rutin tahunan ‘Koordinasi Pimpinan Badan Penyelenggara & Pimpinan Perguruan Tinggi di Lingkungan LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah Tahun 2025’.
Bertempat di Rama Shinta Hall – Hotel Patra Jasa Semarang, Selasa 18 Februari 25, acara Koordinasi Pimpinan (Korpim) kali ini mengangkat tema ‘Pendidikan Tinggi Bermutu Sebagai Wujud Kontribusi Pada Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia’.
Acara ini di hadiri secara khusus oleh Wakil Menteri Diktisainstek, Prof. Fauzan, sekaligus sebagai keynote speech dalam sesi utama. Turut hadir Ketua MA BAN-PT, Prof. Imam Buchori, dalam sesi materi Transformasi Mutu : Kebijakan Akreditasi BAN-PT Tahun 2025.
Plt. Kepala LLDIKTI6, Dr. Bhimo Widyo Andoko, dalam sambutan pembukaan menyampaikan selamat datang dan terimakasih kepada seluruh tamu undangan pimpinan perguruan tinggi dan badan penyelenggara PT di Jawa Tengah.
“Adanya Peraturan Presiden Nomor 189 Tahun 2024 yang menyatakan LLDIKTI sekarang berada di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi maka perubahan tersebut perlu kita sikapi bersama dengan penyesuaian-penyesuaian yang harus kita songsong dengan penuh semangat,” katanya.
Bhimo juga menyampaikan harapan pada tahun 2025 ini agar LLDIKTI Wilayah VI dapat meningkatkan kinerja dan kolaborasi, serta mendukung program-program dari Kemdiktisaintek.
Usai pembukaan, dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama antara LLDIKTI Wilayah VI yang diwakili Plt. Kepala LLDIKTI6 dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Tengah oleh Ketua APTISI Jawa Tengah, Prof. Edi Nursasongko, bersama Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPTSI) Jawa Tengah oleh Ketua ABPTSI, Dr. Agus Aji Samekto.
Komitmen ini bertujuan untuk mengawal, mendampingi, dan memfasilitasi peningkatan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan pengelolaan PT di Jawa Tengah yang bereputasi unggul, bermartabat, dan berdaya saing tinggi.
Pada kesempatan ini turut dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara LLDIKTI Wilayah VI dengan Yayasan Persadani, yakni terkait komitmen untuk pencegahan dan penanggulan bahaya terorisme, intoleransi dan radikalisme serta meningkatkan kesadaran masyarakat dan meningkatkan sumber daya yang ada untuk mencegah bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah VI kepada Kapolrestabes Semarang Kombes. Pol. M. Syahduddi, yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh AKBP Ana Maria Retnowati, atas dukungannya dalam inisiasi kerja sama fasilitasi pencegahan paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di perguruan tinggi khususnya di lingkungan LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah.
Sesi materi diskusi yang disampaikan oleh Ketua MA BAN-PT, Prof. Imam Buchori, dan bertindak sebagai moderator adalah Rektor Universitas Kristen Satya Wacana, Prof. Intiyas Utami.
Dalam sesi ini, narasumber menyampaikan program studi perguruan tinggi wajib memiliki status terakreditasi sementara, terakreditasi, terakreditasi unggul atau terakreditasi secara internasional untuk meluluskan mahasiswa dan menerbitkan ijazah.
“Program studi wajib diakreditasi ulang pada saat jangka waktu akreditasinya berakhir. Program studi yang tidak memperpanjang akreditasinya, maka dapat dicabut izinnya oleh menteri,” katanya.
Pada sesi keynote speech, Wakil Menteri Diktisainstek, Prof. Fauzan, menyampaikan arahan tentang Transformasi Kampus Penggerak Asta Cita (KPAC) yang bertujuan menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di daerah.
“Program Menteri Pendidikan adalah transformasi, bagaimana pendidikan kita ini berkontribusi kepada masyarakat melalui kampus penggerak asta cita,” katanya.
Selama ini, Fauzan menyatakan, kampus hanya hadir di tengah-tengah masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga perlu dilakukan treatment yang terintegrasi sehingga perlu adanya inovasi yang ideal, selaras dengan regulasi.
Sehingga tercetuslah Kampus Penggerak Asta Cita (KPAC), yang merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai motor utama dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
Proses dimulai dari perguruan tinggi yang berperan dalam mengidentifikasi tiga aspek utama, yaitu potensi sumber daya manusia (dosen dan mahasiswa), potensi riset, pengembangan, dan pemberdayaan, serta potensi komoditas, lokus (lokasi), dan kebutuhan daerah.
“Identifikasi ini menjadi dasar bagi pengembangan inovasi dan intervensi yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan di berbagai wilayah,” katanya.
Selanjutnya, untuk mengoptimalkan output, perguruan tinggi berkolaborasi dengan berbagai pihak, antar kampus, LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi), pemerintah daerah, kementerian/lembaga dalam dan luar negeri (K/L/LN), dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta masyarakat.
Kolaborasi ini memperkuat skema hilirisasi berkelanjutan, memastikan bahwa hasil riset dan inovasi dari perguruan tinggi dapat diterapkan secara nyata di lapangan.
Dampak dari strategi ini mencakup beberapa aspek penting, antara lain pengentasan kemiskinan, swasembada pangan, swasembada energi, subsidi tepat sasaran, dan hilirisasi komoditas.
Dengan kata lain, perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat akademik, tetapi juga sebagai motor penggerak dalam penegentasan masalah sosio-ekologi dan ekonomi di tengah masyarakat.
Pada akhirnya, strategi ini bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan nasional, yang berfokus pada realisasi misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
“Skema ini mencerminkan komitmen transformasi pendidikan tinggi dalam membangun bangsa melalui inovasi, riset, dan pemberdayaan berbasis kolaborasi yang berdampak dan keberlanjutan,” pungkasnya.
HP