Oleh: Amir Machmud NS
// pembandingan itu takkan pernah berhenti/ siapa yang benar-benar maharaja/ di sepanjang zaman/ ada kelebihan/ ada keunggulan/ pun ada pembeda/ yang tak ada pada lainnya//
(Sajak “GOAT”, 2025)
CRISTIANO Ronaldo tak pernah berhenti melempar opini. Belum lama ini dia menegaskan lebih lengkap dari Lionel Andres Messi, untuk mengklaim sebagai pemain terbesar sepanjang sejarah atau The Greatest of All Times (GOAT).
Perdebatan tentang siapa lebih baik dari dua pemain ini mewarnai wacana yang secara kuantitatif maupun kualitatif tak pernah berhenti. Banyak pendapat yang menyebut Ronaldo lebih unggul, tidak sedikit pula yang memastikan Messi tak tergoyahkan dari sisi raihan penghargaan yang diterima dibandingkan dengan CR7. Messi juga diunggulkan dari fakta kehebatan dan keunikan cara bermain.
Banyak yang mengatakan, Ronaldo hebat karena spartanitas dan disiplin latihan, sementara Messi lahir dengan bakat yang sudah melekat.
Ketika Ronaldo masih terus memperlihatkan produktivitas gol untuk mengejar jumlah 1.000 gol sepanjang kariernya, Leo Messi punya fakta lain: membendaharakan delapan Ballon d’Or dan raihan trofi Piala Dunia 2022. Sedangkan Ronado lima kali meraih Ballon d’Or, dan di tingkat tim nasional mengantar Portugal sebagai juara Euro pada 2016 dan UEFA Nations League 2019.
Untuk trofi yang merepresentasikan kekuatan timnas sebagai yang terkuat di benua nya, Messi menyusul dengan dua kali juara Copa Amerika, yakni pada 2021 dan 2024. Artinya, secara kuantitatif, Messi jelas lebih unggul, dan hanya kalah dari raihan gol yang didapat Ronaldo di Manchester United, Real Madrid, Juventus, Al-Nassr, dan timnas Portugal. Bintang Portugal itu membukukan 923 gol. Sedangkan Messi mengukir 847 gol dalam kariernya bersama Barcelona, Paris St Germain, Inter Miami, dan timnas Argentina.
Seorang pakar gestur, Darren Stanton, sebagaimana dilansir Tribuna (detik.com, 6/2) melihat, Ronaldo tampak tidak percaya diri ketika menyatakan klaim lebih lengkap dari Messi. “Dia mengatakan dirinya yang terbaik, tetapi ekspresi wajah mengkhianatinya,” kata Darren.
Pakar gestur itu menilai, Ronaldo tidak membenci Messi. Dia hanya merasa frustrasi karena dunia sepak bola tidak mengakuinya sebagai yang terbaik.
Kalau yang dijadikan justifikasi adalah kekuatan tendangan kaki kanan dan kiri, serta sundulan kepala, maka orang akan cenderung melihat keseluruhan aspek sebagai kelengkapan kemampuan, dan performa Messi boleh dibilang tak kurang apa pun.
Pengakuan Musiala
Di tengah klaim Cristiano Ronaldo, muncul pengakuan Jamal Musiala. Mutiara Bayern Muenchen dan timnas Jerman itu menilai, Lionel Messi lebih baik dari Ronaldo. Bisa jadi, pendapat ini menginspirasi para pemain muda terhadap senior-senior pendahulunya.
Pemain dari ayah berdarah Yoruba berkebangsaan Britania dan ibu berdarah Jerman dengan akar Polandia ini, dalam usia 21 menjadi salah satu wonderkid paling bersinar di samping Lamine Yamal, Kylian Mbappe, Jude Bellingham, Amat Diallo, atau Cole Palmer. Dia menjadi runner up Golden Boy 2023, di bawah Bellingham.
Seperti Lamine Yamal, Musiala juga dibandingkan dengan Leo Messi. Dribel ajaibnya mewarnai Bundesliga sejak Juni 2020 setelah memulai debut pada usia 17 tahun.
Belum lama ini, seperti diunggah Give Me Sport, Jamal Musiala mengetengahkan lima pemain terbaik dalam sejarah. GOAT versinya itu adalah Lionel Messi, Ronaldo, Pele, Diego Maradona, dan Gerd Mueller.
Telah lama dia menunjukkan kekaguman kepada Messi, dan tak ragu-ragu menobatkannya sebagai GOAT. “Barcelona adalah tim favorit saya, dan karena itu mereka selalu menjadi referensi saya. Pada bagian belakang kaus saya saat masih kecil, hampir selalu (tertera nama) Messi,” ujar Musiala.
Dia juga menyukai Cristiano Ronaldo, yang merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah, namun Musiala menegaskan, dia berada di pihak Messi dalam perdebatan GOAT yang tak pernah berakhir di antara keduanya.
“Saya menyukai clasico antara Ronaldo dan Messi, namun terlepas dari semua penghargaan saya untuk Cristiano, saya adalah tim Messi,” katanya.
Musiala memosisikan Pele di posisi ketiga pemain terbaik sepanjang masa. Dia menjadi satu-satunya orang yang memenangkan tiga gelar juara Piala Dunia. Pele mencatat 97 caps untuk Timnas Brasil, dengan 77 gol.
Pele, menurutnya adalah personifikasi jogo bonito, gaya bermain Brazil yang tidak saja indah tetapi juga mengekspresikan kultur bangsa.
Pemain terbesar keempat dalam penilaian Musiala adalah Diego Maradona, yang seolah-olah bisa melakukan apa saja setiap membawa bola. Dialah yang membawa penginspirasian “New Maradona” bagi Leo Messi, dan kini juga diteruskan dengan hal yang sama dengan ”New Messi”.
GOAT kelima Musiala adalah Gerd Muller. Striker Jerman (Barat) yang meninggal pada 15 Agustus 2021 di usia 75 tahun ini menempati posisi ketiga pencetak gol terbanyak di putaran final Piala Dunia. Dalam dua edisi, 1970 dan 1974, Mueller mencetak 14 gol dan 6 assists dari 13 laga. Dia mencetak gol terakhir ke gawang Jan Jongbloed ketika Jerman Barat mengalahkan Belanda 2-1 di final Piala Dunia 1974.
Ronaldo Nazario dan Ronaldinho
Di luar lima nama itu, sepak bola mengetengahkan banyak legenda dengan segala kelebihan pada eranya. Ada yang sempat bermain di Piala Dunia, ada pula yang bagai ditakdirkan tidak bisa tampil di ajang terbesar dunia itu. Seperti George Best, bintang Irlandia Utara dan Eric Cantona yang sama-sama merupakan legenda Manchester United.
Bintang-bintang Brazil dengan keajaiban masing-masing seperti Garrincha, Rivelino, Zico, Socrates, Ronaldo Luis Nazario, Romario, Ricardo Kaka, Ronaldinho, Neymar Junior, dan kini Vinicius Junior adalah sebagian di antara megabintang yang beredar di orbit elite.
Juga nama-nama genius seperti Johan Cruyff, Franz Beckenbauer, Michael Platini, Zinedine Zidane, George Weah, Enzo Francescolli, Ruud Gullit, Marco van Basten, atau Paul Gascoigne.
Dalam dua dasawarsa, rivalitas Messi dan Cristiano Ronaldo sulit ditembus oleh pemain lain. Sepak bola dunia dibuat sibuk memperdebatkan siapa yang lebih baik dari keduanya.
Klaim CR7 dan pernyataan Jamal Musiala memberi kesimpulan yang menyodorkan fakta tentang kelebihan kedua bintang. Penilaian itu seolah-olah mementahkan klaim Ronaldo, dan menegaskan di mana posisi Messi — yang selama ini tidak pernah memedulikan dia akan diakui sebagai GOAT atau tidak.
Realitasnya, Messi tak pernah terprovokasi oleh klaim dan opini rivalnya…
— Amir Machmud NS, wartawan Suarabaru.Id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —