SALATIGA (SUARABARU.ID) – Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mencetak tonggak bersejarah dengan diraihnya akreditasi dari Association for Theological Education in South East Asia (ATESEA) untuk Program Studi (Prodi) Ilmu Teologi (S1), Prodi Magister Sosiologi (S2), dan Prodi Doktor Sosiologi Agama (S3), baru-baru ini.
Program S1 sendiri telah berulang kali diakreditasi, sedangkan S2 dan S3 untuk pertama kalinya diakreditasi oleh lembaga akreditasi yang melibatkan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, Hong Kong dan Taiwan. Akreditasi yang berlaku hingga 2029 ini semakin mengukuhkan posisi Fakultas Teologi sebagai pusat unggulan pendidikan teologi di Asia Tenggara.
Dekan Fakultas Teologi UKSW, Pdt. Izak Lattu, Ph.D., mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut. “Ini adalah hasil kerja keras kolektif yang mencerminkan komitmen kami menjaga standar pendidikan baik nasional maupun internasional. Kami mendapat dukungan luar biasa selama proses akreditasi ini dari Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana, Pimpinan UKSW, berbagai Fakultas di UKSW, dosen Fakultas Teologi, Tenaga Kependidikan, mahasiswa, alumni dan komunitas keagamaan di Salatiga dan sekitarnya,” ungkapnya, Jumat (17/1/2025).
“Kami berterima kasih untuk dukungan penuh dari semua pihak. Akreditasi ini semakin memperkuat visi kami untuk menjadi pusat pembelajaran dan penelitian agama & masyarakat yang berdampak di Indonesia dan Asia Tenggara,” sambungnya.
Pdt. Izak menekankan, dalam proses akreditasi ini, ATESEA mendukung Fakultas Teologi UKSW sebagai Pusat Pembelajaran-Penelitian Agama dan Masyarakat (Center for the Study of Religion and Society) di Asia Tenggara. Sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi tersebut, Fakultas Teologi telah membuka kelas-kelas berbahasa Inggris untuk program S1 dan akan dilanjutkan pada program S2 dan S3. Dengan demikian, fakultas ini berkomitmen mempersiapkan lulusan yang kompetitif di tingkat regional dan mampu bersaing di kancah global.
“Kami juga mengadopsi pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang mendorong mahasiswa dan dosen menghasilkan karya tulis yang dipublikasikan, baik di dalam negeri maupun internasional,” tambahnya.
Komitmen Fakultas Teologi untuk menjaga standar pendidikan tinggi tidak hanya terlihat pada aspek pengajaran, tetapi juga dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Beberapa dosen telah berhasil menerbitkan karya buku pada penerbit internasional dan jurnal bereputasi, termasuk jurnal internasional. Upaya ini diharapkan terus ditingkatkan agar seluruh dosen mampu mengintegrasikan hasil penelitian mereka ke dalam proses pembelajaran. Dengan begitu, dosen tidak hanya mengajar dari buku dan artikel orang lain, tetapi juga dari publikasi ilmiahnya.
Inklusivitas dan relasi internasional
Pdt. Izak menggarisbawahi pluralitas yang menjadi salah satu nilai utama fakultas. Ia mengungkapkan bahwa keterbukaan menjadi perhatian utama ATESEA dan terbukti melalui hubungan harmonis Fakultas Teologi dengan komunitas beragama, termasuk Islam, Hindu, Buddha, dan agama lainnya. Fakultas Teologi juga berkomitmen menciptakan lingkungan pembelajaran yang menghargai perbedaan, sejalan dengan visi UKSW sebagai universitas pluralis, oikumene, dan nasionalis.
Fakultas Teologi yang dikenal memiliki jaringan internasional yang kuat, akan menerima 14 mahasiswa asal Jerman dan dalam proses pembicaraan untuk mendatangkan 3 mahasiswa dari India melalui program pertukaran pelajar di UKSW. Sebaliknya, fakultas ini juga mengirimkan mahasiswa dan dosennya ke universitas-universitas mitra di Asia Tenggara dan Eropa.
“Relasi internasional ini tidak hanya memperkuat daya saing institusi, tetapi juga menjadi jembatan untuk memperluas pemikiran dari Indonesia dan pengaruh positif Fakultas Teologi di kancah global,” ujar Pdt. Izak.
Dalam perjalanan menuju transformasi kelembagaan, Fakultas Teologi bertekad untuk memperkuat kapasitas dosen, terutama dalam mencapai jenjang akademik lektor kepala hingga profesor. Hal ini menjadi krusial mengingat harapan ATESEA agar Fakultas Teologi UKSW dapat mempertahankan eksistensinya sebagai pusat pendidikan agama, dan masyarakat yang unggul di Asia Tenggara.