blank
Patrick Kluivert akan didampingi dua asistennya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Foto: dok/instagram

blankOleh: Amir Machmud NS

// menatap ke depan/ : dengan keyakinan atau keraguan?/ pastilah tak ada yang bisa memastikan/ cahaya atau kegelapan/ cerah atau muram…//
(Sajak “Spekulasi Sepak Bola”, 2025)

SIAPA bisa memastikan tentang jalan yang membentang dalam sepak bola: “apa” dan “bagaimana”?

Ya, olahraga ini menjadi menarik, justru antara lain karena ketidakpastiannya. Ada proses-proses yang mesti dihadapi; ada kondisi yang serbatidak pasti; ada suasana yang harus disiasati; ada tantangan yang butuh sikap dan strategi; pun ada kecerdasan yang bakal menentukan: bisa melewati atau berhenti.

Begitulah yang sekarang dihadapi oleh tim nasional Indonesia. Baru saja PSSI memberhentikan pelatih Shin Tae-yong, dan mendatangkan penggantinya, Patrick Kluivert.

Yang terdekat, pelatih baru akan meneruskan tugas STY memimpin timnas berjuang di sisa empat laga babak ketiga Grup C Pra-Piala Dunia Zona Asia. Jay Idzes dkk ditargetkan lolos ke babak keempat melalui klasemen urutan ketiga atau keempat. Sementara ini, jika bisa memantapkan performa, Timnas Garuda punya peluang untuk lolos langsung dengan status runner up Grup C.

Tugas itu tentu berat bagi siapa pun, termasuk Kluivert, meskipun sebagai sebuah “spekulasi”, pemenuhan target bukan sesuatu yang tidak mungkin. Gambarannya, “bisa” atau “tidak bisa”, “yakin” atau “tidak yakin”.

Di tengah kemungkinan itu, sepak bola mengetengahkan magnet keindahannya. Akan terlihat, seperti apa ikhtiar yang ditempuh untuk mewujudkannya? Pada Patrick Kluivert, bakal kita ikuti, strategi dan pendekatan seperti apa yang menjadi andalannya.

Konsekuensi Suksesi
Suksesi, dalam dunia kepelatihan tim sepak bola, membawa sejumlah konsekuensi transisi. Ada harapan yang diapungkan, juga kekhawatiran yang diam-diam memendam.

Harapannya, tentu, akan ada perbaikan performa dan hasil. Sedangkan kekhawatirannya ternyata sosok baru itu tidak mampu memberi yang lebih baik. Jadi, spekulasi menjadi situasi yang tak terhindarkan.

Segi-segi teknis yang akan mengikuti adalah perbedaan filosofi antara STY dan Kluivert, yang tentu akan membedakan dalam skema permainan dan strategi. Secara teknis, tentu akan mempengaruhi rekrutmen materi pemain.

Akan ada penilaian yang sama antara STY dan Kluivert terhadap sejumlah pemain. Sebaliknya, akan ada penilaian yang berbeda antara STY dan Kluivert terhadap beberapa pemain. Juga pasti ada nama-nama baru yang dipanggil Kluivert.

Transformasi itulah yang pasti bakal membutuhkan adaptasi tersendiri, terkait dengan filosofi, gaya pendekatan, skema taktik, dan kultur sepak bola yang akan membedakan antara kedua pelatih.

Filosofi Indonesia
Sangat menarik, dari pertemuan antara pelatih Timnas U20 Indra Syafri dengan Kluivert pekan lalu, berkembang diskusi tentang filosofi bermain. Akan seperti apa, dan seberapa beda Kluivert dengan pendahulunya?

Coach Indra menegaskan tentang pentingnya filosofi keindonesiaan. Pelatih asal Sumatera Barat ini telah membuktikan sukses meracik talenta muda dengan membawa Timnas U19 juara Piala AFF 2013, Timnas U21 juara Piala AFF 2021, dan mempersembahkan medali emas sepak bola SEA Games 2023.

Pemahaman filosofikah yang menjadi landasan sukses Indra dalam menangani dan mengolah talenta-talenta muda?

Dia meminta Patrick Kluivert menghadirkan filosofi sepak bola yang berkarakter Indonesia. Indra berpendapat, gaya negara lain kurang cocok dengan gaya bermain anak-anak Indonesia. Filosofi itu akan memandu Kluivert bisa membawa maju sepak bola kita atau tidak. Peringkat 1-20 FIFA, menurut dia adalah negara-negara yang punya filosofi.

Indra mengingatkan, sepak bola Indonesia harus dibangun dengan akar keindonesiaan. Dia yakin, karakter itu akan membuat para pemain tampil lebih nyaman dan lepas.

Menarik apa yang dia sampaikan sebagai pesan kepada publik, bahwa tak satu pun pelatih yang bisa menjadi tukang sulap. Yang paling tepat adalah memaksimalkan potensi yang ada.

Artinya, terlepas peristiwa pergantian pelatih itu punya muatan perbaikan atau menjadi spekulasi, narasi tentang “bukan tukang sulap” merupakan pesan penting bahwa membangun sepak bola dan timnas adalah pekerjaan memaksimalkan potensi secara menyeluruh.

Kinerja Patrick Kluivert pun kita harapkan mendapat dukungan kuat masyarakat, seperti sebelum ini support total juga dirasakan oleh coach Shin Tae-yong…

Amir Machmud NS; wartawan suarabaru.id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah