Oleh: Achmad Sulchan
RESIMEN Mahasiswa (Menwa) ada dan berdiri karena sejarah dan tuntutan keadaan sebagaimana terjadi pada perang kemerdekaan.
Peranan pemuda dan mahasiswa hingga saat ini melahirkan suatu perubahan yang sangat besar bagi Indonesia dalam segala bidang. Sebelum kemerdekaan peran organisasi tersebut bertujuan merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan, pemuda dan mahasiswa didasari oleh adanya jiwa dan semangat cinta tanah air.
Menwa adalah sebagai wadah yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara yang disusun, diorganisasikan dan dibentuk secara kewilayahan pada setiap propinsi sebagai Menwa di Perguruan Tinggi.
Anggotanya terdiri atas mahasiswa yang telah mengikuti Latsar (Latihan Dasar) atau Diksar (Pendidikan Dasar) militer ke-Menwaan. Jumlah satuan Menwa Mahadipa yang ada saat ini diperkirakan 58 satuan. Pemberian nama pada setiap perguruan tinggi, melihat dari wilayah dan urutan berdirinya perguruan tinggi tersebut.
Sebagai contoh perguruan tinggi wilayah Jawa Tengah sebagai kode angka 9, yaitu Undip – 901, Unnes – 902,
Unsoed – 904, UNS – 905, UIN – 906, Untag – 907, Unissula – 908 dan Akpelni – 909.
Menwa merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan Pelatihan Dasar atau Pendidikan Dasar militer, seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, beladiri militer, penyamaran, navigasi, memanah dan lain sebagainya. Menwa merupakan salah satu kekuatan sipil yang dilatih/dididik dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sebagai perwujudan Sishamkamrata (Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta).
Menwa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), baru-baru ini telah menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Militer yang diikuti sebanyak 30 peserta, terdiri dari Calon Menwa (Camen), Menwa aktif Unissula maupun dari perguruan tinggi lain yang berada di Semarang dan alumni.
Dengan suatu harapan untuk dapat melakukan Widya Castrena Dharma Sidda yaitu penyempurnaan, pengabdian dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan. Tujuannya untuk mempersiapkan para peserta pelatihan agar tahu dan paham akan kepemimpinan militer yang mengedepankan disiplin dan tanggungjawab terhadap yang dipimpinnya, sehingga harus bisa menjadi contoh tauladan yang baik sebagai generasi Khairu Ummah yang Birrul Walidain.
Kepemimpinan merupakan seni kecakapan untuk mempengaruhi bawahan sehingga secara ikhlas dan sadar memiliki kemauan, rasa hormat dan patuh melaksanakan perintah yang diberikan padanya dalam rangka pencapaian tujuan pokok.
Adapun Kepemimpinan militer adalah proyeksi kepribadian dan karakter seorang pemimpin untuk membuat bawahan melakukan apa yang dituntut dari mereka dan untuk melahirkan keyakinan yang mengembangkan inisiatif, resiko dan tanggungjawab. (Dyah Anissa Rahardiningtyas, dkk: 2022).
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang diperlihatkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain sebagai pemimpin. Gaya bukanlah soal bagaimana pendapat pemimpin tentang perilaku mereka sendiri dalam memimpin, tetapi bagaimana persepsi orang lain terutama bawahannya tentang perilaku pemimpinnya. (Druclter, P, 1992).