blank
Sejumlah warga Desa Gendayakan, saat mengantre air dari sumber yang ada di Gua Jomblang, yang berada di desa setempat. Foto: dok/DF

WONOGIRI (SUARABARU.ID)– Deputy Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation, Achmad Budiharto mengatakan, melalui Djarum Sumbangsih Sosial, pihaknya kembali menyambangi Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri, guna membantu menyelesaikan permasalahan kesulitan air bersih, yang sudah dialami bertahun-tahun lalu.

Berkolaborasi bersama PT Pralon, jaringan air bersih kini terkoneksi sepanjang 9,5 km ke tujuh dusun yang ada, Glagah Ombo, Bangampel, Sumur, Tlogo Kajang, Puring, Ngledok, dan Sidoasri.

Dengan adanya penambahan jaringan distribusi air bersih ini, membuat seluruh dusun di Desa Gendayakan, sudah mendapat akses air yang mengalir dengan kapasitas 129.600 liter/hari. Air ini mengalir ke 63 titik komunal (penampungan), dan telah dirasakan manfaatnya oleh 1.894 warga Desa Gendayakan di 11 dusun.

BACA JUGA: Nataru, Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Ditarget Dikunjungi 200 Ribu Lebih

Disampaikan Achmad Budiharto, penambahan jaringan air bersih ini merupakan perwujudan komitmennya, agar seluruh warga desa dapat memperoleh akses air bersih dengan mudah. Dulu warga desa bahkan harus mencari air bersih hingga ke Pacitan, Jawa Timur.

”Dengan kemudahan memperoleh akses air bersih ini, kami berharap kualitas hidup warga desa juga bisa meningkat,” jelas Budiharto, saat menghadiri syukuran penambahan jaringan distribusi air bersih Gua Jomblang, Kamis (19/12/2024).

Dijelaskan juga, proses distribusi air bersih menggunakan jenis pipa High-Density Polyethylene (HDPe), pralon yang memiliki ketahanan terhadap benturan dan resisten terhadap arus listrik.

BACA JUGA: Tim PKM USM Beri Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Ternak

Kevin Kowinto, selaku Marketing Manager PT Pralon menyatakan, pipa jenis ini sangat cocok digunakan di kontur wilayah Desa Gendayakan, yang sebagian besar perbukitan berbatu gamping (karst), dan vegetasi berakar dangkal.

”Pada umumnya, pipa dalam proses distribusi air bersih berada di dalam tanah. Namun karena kontur yang unik dari seluruh dusun yang ada di desa ini, instalasi pipa ada yang harus diletakkan di atas tanah, sehingga melewati jalan desa,” terang dia.

Menurut dia, dengan ketahanannya, warga tidak perlu khawatir jika pipa bocor atau sengaja dirusak orang yang tidak bertanggungjawab. Karena diperlukan teknik khusus, untuk dapat memotong pipa HDPe ini.

BACA JUGA: Soegijapranata Catholic University Kembali Terima Dua SK Guru Besar

Sumber air bersih yang diperoleh dari Gua Jomblang pada Desember 2019 ini, mulai dieksplorasi berkat kerja persaudaraan antara warga Desa Gendayakan bersama Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Gapadri, dari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), Padasuka (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga), serta Bakti Sosial Djarum Foundation.

Gua Jomblang merupakan gua vertikal, yang memiliki kedalaman sekitar 180 meter, atau setara dengan 45 lantai gedung bertingkat. Jika diukur, kedalaman gua melebihi tingginya Monumen Nasional (Monas). Dibutuhkan instalasi pompa dan pipa yang kuat untuk mengangkat air ke permukaan tanah.

Usai eksplorasi pada 2019, empat tahun berselang tepatnya pada Januari 2023, air dari Gua Jomblang, mengalir ke titik-titik komunal di empat dusun, Gendayakan, Ngejring, Blimbing, dan Pucung.

”Saya sangat bersyukur, atas berkah bagi desa kami ini. Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang kesulitan mencari air bersih di Gendayakan. Kini, masyarakat bisa hidup lebih sehat dan layak, dengan air bersih dari Gua Jomblang,” ungkap Kepala Desa Gendayakan, Heri Sutopo.

Riyan