SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dalam rangka kegiatan reses, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Samuel Wattimena, menggelar kegiatan seni budaya berupa peragaan busana Nasional dengan materi sarung atau kain sarung.
Menurut Bang Sammy, sapaan akrabnya, dia ingin mengangkat sarung menjadi identitas bangsa dan ikon fesyen Nasional. Dan hal itu bisa dimulai dari Kota Semarang.
Hal itu seperti yang disampaikan legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 1 ini, saat berkegiatan bersama para pegiat seni tradisional, Indonesian Fashion Chamber (IFC), dan Denok-Kenang Jateng.
Pada kesempatan itu, Bang Sammy bersama para anggota IFC Kota Semarang dan Denok-Kenang yang hadir, kompak mengenakan sarung batik khas Semarangan. Dirinya juga bertekad untuk menampilkan atau menghadirkan sarung sebagai identitas bangsa, dan lebih tersosialisasi lagi.
”Saya bersyukur, sekarang sudah banyak orang bersedia mengenakan sarung dengan berbagai model dan gaya. Apakah kemudian dalam keseharian mereka nanti akan melakukan itu? Saya yakin iya, kalau kita terus-menerus melakukan sosialisasi seperti ini,” kata dia di sela acara yang digelar di Rumah Po Han, kawasan Kota Lama, Semarang, Minggu (23/3/2025)
Diakui juga, Kota Semarang telah ditetapkan sebagai kota fesyen. Dan dirinya yang telah menekuni desainer fesyen sejak 1979, terpilih sebagai legislator, salah satunya mewakili Kota Semarang.
BACA JUGA: Kakorlantas-Menhub Pantau Hari Pertama Operasi Ketupat 2025
”Saya jadi punya kewajiban, bagaimana benar-benar membuat Kota Semarang menjadi kota fesyen. Sarung sendiri bukan hanya konsumsi untuk segelintir kalangan, tapi harus menjadi konsumsi untuk berbagai bidang. Termasuk bidang tari dan lain-lain,” lanjutnya.
Karena itu, Bang Sammy juga mengajak serta pada pembatik Semarang, untuk menghadirkan beragam kekayaan lokal khas Semarangan, melalui karya sarungnya.
”Sarung ini adalah jawaban untuk masa krisis. Karena kita badan membesar, badan mengecil, sarung ini bisa tetap dipakai. Pemeliharaan sarung sangat mudah. Pemakaian dan penyimpanannya juga sangat mudah,” terang dia.
BACA JUGA: Aklamasi, Wahyu Nugroho Kembali Ditetapkan sebagai Ketum Askab PSSI Wonosobo
Dalam kesempatan yang sama, Jessie Setiawati, pembatik tulis asal Semarang, mengaku terinspirasi menjadikan tarian-tarian khas Semarangan, sebagai motif batik sarungnya.
”Saya ranahnya di batik tulis, jadi kemungkinan besar akan mendesain berkaitan dengan motif-motif yang mengangkat cerita dari tari-tarian tradisional yang ada di Semarang,” ungkapnya.
Disampaikan Jessie, dirinya banyak terinspirasi dari bangunan-bangunan cagar budaya Indonesia, khususnya yang ada di kawasan Kota Lama Semarang, sebagai motif dari batiknya.
Riyan