SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sampah akan bermanfaat bila ditangani dan dikelola orang yang tepat. Bahkan sampah bisa menjadi tabungan, yang bisa diunduh pada saat menjelang Lebaran, menjadi bingkisan Idul Fitri.
Itulah yang disampaikan penggerak masalah lingkungan Eko Gustini Wardani Pramukawati, saat menyampaikan materi materi tentang Bank Sampah kepada Bidang III Kelompok PKK RW se- Kelurahan Purwoyoso, Ngaliyan Kota Semarang, Jumat (21/3/2025).
Eko Gustini pun mengisahkan pengalamannya saat menjadi Ketua Kelompok PKK RT 05 RW 10 Purwoyoso Ngaliyan Kota Semarang. “Saat itu, kami mencoba menggalakkan warga untuk mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak lagi berguna. Warga menaruhnya di tas plastik dan kemudian meletakkan di pagar masing-masing. Kami pengurus Kelompok PKK beserta pengepul, di hari yang ditentukan Sabtu/Minggu keliling di setiap rumah warga untuk mengambil sampah-sampah tersebut disertai pencatatan jenis dan jumlah barang,” tuturnya.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ujar Eko Gustini, atas hasil kesepakatan warga maka uang tersebut dijumlahkan, dan kemudian dibicarakan untuk menentukan jenis dan barang yang akan dibeli untuk menjadi bingkisan lebaran.
Menurut Sekretaris Kelompok PKK RW 10 Purwoyoso Ngaliyan Kota Semarang ini, bank sampah sebenarnya bukan hal yang baru, hanya saja selalu ada perkembangan dan pembaharuan untuk kebaikan.
“Dulu sedekah sampah dengan administrasi relatif sederhana dan kini menjadi bank sampah dengan segala administrasi secara detail. Selain administrasi umum seperti surat masuk, surat keluar, catatan kegiatan, dokumentasi, dll maka di bank sampah, masing-masing nasabah juga punya buku catatan,” ujarnya.
Salah satu contoh catatan tentang sampah yang disetor (kertas koran, marga, emberan, minyak jelantah, dll), disertai jenis dan beratnya kemudian catatan uang yang diperoleh. “Hal tersebut saya sampaikan karena harga sampahpun juga fluktuatif, bisa naik atau bahkan bisa juga turun. Di sinilah pandai-pandainya kita untuk menyikapi kondisi disertai administrasi, sehingga memudahkan monitoring dan evaluasi”, imbuh Eko Pramukawati.
Sampah sebagai Tabungan
Ditambahkan Ketua Proklim Purwokeling RW.10 Purwoyoso Ngaliyan Kota Semarang peraih trofi KLHK RI, bahwa apa pun kegiatan termasuk bank sampah, yang penting perlu kontinuitas sehingga bisa merambah kuantitas dan kualitas.