“Hal ini memberikan gambaran tentang bagaimana polarisasi politik terus membentuk dinamika demokrasi di Indonesia,” katanya.
Wijayanto juga menjelaskan strategi kampanye yang digunakan pada Pemilu 2024. Kombinasi antara kampanye positif dan negatif masih menjadi strategi utama. Kampanye positif menonjolkan kelebihan kandidat, sedangkan kampanye negatif menyerang karakter pribadi lawan.
“Meskipun ada inovasi berupa whitewashing untuk mencitrakan kandidat secara ekstrem, pola umumnya tetap sama, yaitu membangun citra positif sambil mendiskreditkan pihak lawan,” katanya.
Hery Priyono