SALATIGA (SUARABARU.ID)– Anggota DPR RI dari Komisi VII, Samuel JD Wattimena, memberikan apresiasinya kepada masyarakat Salatiga, yang masih menjalin komunikasi secara intens dengannya. Hal itu juga sekaligus menjawab pertanyaan, setelah menjadi anggota dewan di Senayan, kebanyakan wakil rakyat susah dihubungi.
Hal itu seperti yang dia sampaikan, saat legislator DPR RI dari Dapil Jawa Tengah I (Kota Semarang, Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kendal) itu, hadir di Balai RW Sarirejo, Desa Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat (13/12/2024).
Dalam pertemuan itu, Bang Sammy, panggilan akrabnya, mendengarkan keluhan warga, terkait dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo, di Salatiga, yang usianya diprediksi tinggal beberapa tahun lagi. Atas kondisi itu, membuat Kota Salatiga menjadi darurat sampah.
BACA JUGA: Mengenang Sejarah dan Memperkuat Semangat Korsa Prajurit
Disampaikan Bang Sammy, meskipun dirinya bukan dari Komisi IV, yang membidangi persoalan sampah, namun dia menyatakan, akan siap membantu keluhan warga. Melalui pemberdayaan ekonomi kreatif, dia mengajak warga untuk memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
”Apa yang menjadi keluhan masyarakat, menjadi catatan dan masukan bagi saya selaku wakil rakyat di Senayan. Masyarakat perlu bergandengan tangan, untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Saya berharap, masyarakat membentuk kelompok-kelompok kecil, yang nantinya bisa digerakkan menjadi gelombang besar,” ungkapnya.
Pada pertemuan itu, Bang Sammy juga menghadirkan salah seorang mentor, Dimas Herdy Utomo, untuk memberikan pengarahan, bagaimana pengelolaan sampah menjadi produk yang bermanfaat.
BACA JUGA: Babad Alas Wanamarta, Meriahkan Minggu Legen dengan Lima Pesinden
Chief of Strategic Circularva itu berbagi kiat, lewat pendekatan berbasis Teknologi Bio Konversi (larva lalat Black Soldier Fly), yang mampu mengurangi beban sampah organik di TPA, sekaligus memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat.
Selain menemui warga di Balai RW Sarirejo, dia juga menyambangi warga Salatiga lainnya di Kecamatan Sidomukti. Kegiatan turun ke bawah itu dilakukannya selama masa reses, agar bisa mendapat masukan berbagai hal dari masyarakat Salatiga.
”Salah satu tujuan reses ini, selain bertemu masyarakat, juga menjaring aspirasi yang menjadi persoalan warga. Salah satu yang disampaikan warga Salatiga adalah darurat sampah,” kata dia yang ditemui usai acara.
BACA JUGA: Viral, Tugu Nol Kilometer Karimunjawa
Menurut dia, penanganan sampah ini tidak terjadi serta merta, pasti ada campur tangan manusia, sehingga menjadi darurat sampah. Oleh karena itu, setiap ada pertemuan dengan warga, pihaknya selalu mengajak Dimas Herdy Utomo, untuk berbicara soal penanganan sampah.
”Solusi penanganan sampah, harus dimulai dari masing-masing warga. Kemudian juga harus ada dukungan dari RT hingga kecamatan, dan komunitas yang ada. Masyarakat juga harus ingat, menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman,” tutur Bang Sammy, yang juga seorang pakar desainer itu.
Riyan