KUDUS (SUARABARU.ID) – Sekitar 600 pesepeda dari berbagai daerah di Tanah Air bakal unjuk kekuatan pada ajang Tour de Muria 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada 2-3 November 2024 dengan rute melintasi empat kabupaten.
“Hingga data terbaru, jumlah pendaftarnya ada 600-an peserta. Namun, masih ada yang berminat mendaftar sehingga pendaftaran masih kami buka,” kata Ketua Panitia Tour de Muria 2024 Hendra Darmanto saat konferensi pers di ruang pertemuan Sukun Sport Center di Kudus, Kamis (31/10).
Untuk rute tour de muria 2024, katanya, tidak sama dengan tahun sebelumnya, sebagai upaya mengenalkan potensi daerah, baik dari potensi wisata maupun potensi usaha di bidang lainnya yang nantinya dilalui para peserta.
Nantinya, imbuh dia, para peserta akan menjelajahi rute sepanjang 158 kilometer dengan suguhan panorama alam yang cukup indah di tiga kabupaten, dimulai dari Alun-alun Kudus, kemudian melintasi Kabupaten Pati, Blora, Grobogan, dan finish di Kudus.
Selain acara tur sepanjang 158 kilometer, nantinya juga ada lomba balap sepeda criterium atau balap sepeda yang digelar di jalan raya dengan lintasan berputar serta “king of mountain” yang merupakan balapan menanjak dengan perhitungan waktu tercepat dari masing-masing peserta lomba.
Tour de Muria merupakan hasil kolaborasi antara PT Sukun yang bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-77 dengan komunitas Semarang Bicycle Association (Samba) dan empat pemerintah kabupaten, dan Kepolisian.
Corporarte Secretary sekaligus Ketua Pelaksana Hari Ulang Tahun ke-77 PT Sukun Wartono Indonesia Deka Hendratmanto mengungkapkan Tour de Muria digelar dalam rangka peringatan HUT ke-77 PT Sukun Wartono Indonesia bersama rangkaian kegiatan lainnya, seperti pameran produk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hadiah yang disediakan, kata dia, totalnya sebesar Rp164 juta.
“Mudah-mudahan bisa berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat, terutama jasa perhotelan maupun objek wisata karena para peserta selain melalui rute kawasan wisata di Kudus dan lainnya juga disuguhi aneka makanan khas daerah, seperti nasi opor sunggingan,” ujarnya.
Ali Bustomi