GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Kasus kebakaran di Kabupaten Grobogan cukup sering terjadi. Beberapa kejadian yang sering terjadi adalah kebakaran kendang dan kebakaran rumah.
Sehubungan dengan itu, Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Grobogan kembali mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap bahaya kebakaran.
Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Grobogan Ahmad Rifqi menyampaikan, sebagai upaya pencegahan, pihaknya terus meminta kepada masyarakat agar melakukan geCEK Gilis alias pengecekan gas dan listrik di rumah masing-masing.
“Pada September 2024 lalu, terjadi kebakaran 24 kali, dengan total kerugian sekitar Rp850 juta,” kata Ahmad Rifqi.
Ahmad Rifqi menjelaskan, geCEK Gilis ini merupakan inovasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Grobogan sebagai imbauan kepada masyarakat agar waspada terhadap bahaya kebakaran.
“Inovasi geCEK Gilis ini digalakkan karena melihat setiap bulan, angka kebakaran di Kabupaten Grobogan bertambah. Sebagai upaya, kita adakan inovasi geCEK Gilis ini karena dari evaluasi yang ada, penyebab kebakaran mayoritas karena korsleting listrik,” ujar Rifqi, sapaan akrabnya, Senin 21 Oktober 2024.
Penyebab korsleting listrik, kata Rifqi, banyak disebabkan karena penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan standar. Kemudian, banyak warga yang jarang mengecek secara berkala kondisi kelistrikan di rumah mereka.
“Tentang kondisi kelistrikan itu jarang dilakukan pengecekan berkala di rumah-rumah. Apalagi, kabel itu dipasang di atas plafon rumah sehingga jika terjadi adanya percikan tidak ada yang tahu,” tambahnya.
Dirinya meminta kepada masyarakat agar mengecek kembali kondisi aliran listrik di rumah mereka, terlebih saat hendak berpergian.
Sementara, penyebab kebakaran yang banyak terjadi adalah tabung gas. Rifqi mengatakan, ledakan tabung gas yang menyebabkan kebakaran ini diawali dari pemasangan regulator yang tidak pas.
Baca juga Rumah Warga Pulokulon Ludes Terbakar, Api Bersumber dari Obat Nyamuk Bakar
“Jadi kita imbau kepada masyarakat, untuk memasang regulator gas yang baik dan benar. Cek sebelum dipasang,” ungkap pria yang pernah berdinas di Bappeda Grobogan ini.
Ratusan Juta
Rifqi mengatakan, pada bulan September 2024 ini, insiden kebakaran telah terjadi sebanyak 24 kejadian dengan kerugian ratusan juta rupiah.
“Total kerugian akibat kebakaran yang terjadi di Kabupaten Grobogan selama bulan September 2024 ini ada sekitar Rp 800 juta – Rp 850 juta dan penyebabnya korsleting listrik mayoritas. Kebkaran paling banyak terjadi di rumah-rumah yang berbentuk limasan kayu,” ungkapnya.
Dari data Damkar Satpol PP Grobogan, wilayah yang rentan terjadi kebakaran selama bulan September 2024 tersebut berada di Purwodadi, Wirosari dan Gubug.
“Pesan kami kepada masyarakat, jika terjadi kebakaran agar segera menghubungi Pemadam Kebakaran. Petugas akan datang dalam waktu singkat karena kami itu standby 24 jam,” papar Rifqi.
Selain itu, dirinya juga meminta kepada masyarakat untuk menghindari penggunaan stop kontak dipergunakan untuk banyak sambungan kabel agar tidak terjadi korsleting listrik.
Tya Wiedya