blank
Robert Siagian raih gelar Doktor Sosiologi Agama di UKSW. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Nuansa haru dan bangga menyelimuti Grha Kartini saat Robert Siagian resmi menyandang gelar Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jumat (20/9/2024).

Yudisium yang dipimpin langsung oleh Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami ini menjadi momen bersejarah tidak hanya bagi Robert, tetapi juga bagi seluruh civitas academica.

Disertasi Robert yang berjudul “Pancasila dan Transformasi Ruang Publik: Kontribusi Jürgen Habermas bagi Riset Fenomenologis Ruang Publik Kota Salatiga dan Kota Pematang Siantar” mengungkapkan kedalaman analisis terhadap dinamika sosial di Indonesia. Karya ini tidak hanya memperlihatkan keahlian akademis, tetapi juga komitmen Robert terhadap nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial yang terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat.

Lahir di Pematang Siantar dari pasangan almarhum Amintas Gerhard Siagian dan Mutiara Sinaga, Robert menunjukkan perjalanan pendidikan yang cemerlang. Mulai dari pendidikan dasar di SD Negeri Pematang Siantar hingga menyelesaikan Magister Teologi, ia menunjukkan dedikasi dan semangat yang tak terbendung. Sebelum menyelesaikan program doktoralnya di UKSW, ia menjalani masa matrikulasi yang menguatkan fondasi akademisnya.

Dalam disertasi tersebut, Robert menegaskan bahwa demokrasi tidak dapat berkembang tanpa adanya ruang publik yang aktif. Ia merujuk pada peristiwa Reformasi 1998 sebagai tonggak sejarah yang menunjukkan pentingnya dinamika ruang publik dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan.

“Kota Salatiga dan Pematang Siantar memiliki karakteristik sosial dan budaya yang berbeda, telah berkontribusi dalam menciptakan lingkungan demokratis yang inklusif,” jelas lulusan Doktor Sosiologi Agama ke-37 ini.

Riset fenomenologis yang dilakukannya menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam ruang publik untuk mengontrol sistem politik dan ekonomi. Melalui pendekatan ini, Robert menggali lebih dalam mengenai hubungan antara keagamaan, kebudayaan, nasionalisme, dan pendidikan dalam konteks ruang publik, yang pada akhirnya mengarahkan pada perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila.

Menyelami ilmu pendidikan

Dalam sambutannya, Rektor Intiyas mengucapkan selamat kepada Robert Siagian atas prestasi yang diraih. “Selamat kepada Dr. Robert, sekolah doktor bukan hanya sekolah ilmu, tetapi juga sekolah untuk menyelami ilmu pendidikan. Menjadi ruang bagi kita untuk menguji apa yang menjadi pergumulan kita, sehingga bisa berkontribusi untuk bangsa,” ungkapnya.

Rektor Intiyas menambahkan harapannya agar para alumni dapat menjadi corong UKSW, profil lulusan Creative Minority, sekelompok kecil orang yang mampu mempengaruhi massa pasif menjadi aktif. Rektor Intiyas juga mengajak Dr. Robert untuk pergi dan mewartakan kabar baik bahwa di kampus ini ia telah mengasah beragam ilmu dan menggumuli pengetahuan.

Promotor Robert, Prof. Yusak Budi Setyawan, Ph.D., menyampaikan sambutannya dengan mengucapkan selamat atas gelar doktor yang diraih. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan semua pihak yang mendukung Dr. Robert menyelesaikan perjalanan intelektualnya.

“Di tengah godaan kapitalisme untuk meraih gelar doktor secara instan, Dr. Robert berani mengambil langkah dalam perjalanan intelektual yang tidak mudah, dan hasilnya tidak menghianati usaha. Dr. Robert telah menumbuhkan pemikiran tentang Pancasila dan kekuatan agama dalam konteks masyarakat aktual di Kota Pematangsiantar dan Salatiga. Tanpa ruang publik, tidak akan ada demokrasi,” tuturnya.

Pencapaian Robert Siagian bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi masyarakat yang mendambakan demokrasi yang sejati dan berkeadilan. Dengan pencapaian ini, UKSW turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDGs nomor 10 Mengurangi Ketimpangan.

Ning S