SEMARANG (SUARABARU.ID) – Profil sosok Bima Eka Sakti bakal ramaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Tegal.
Bima Eka Sakti mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon wakil bupati (bacawabup) Kabupaten Tegal, di kantor DPD PDI Perjuangan (Panti Marhaen) Kota Semarang, Rabu 29 Mei 2024.
Bima Eka Sakti merupakan sosok muda berusia 32 tahun asal kelahiran Kabupaten Tegal.
“Saya seorang aparatur sipil negara (ASN) berusia 32 tahun. Kantor saya di Bapenda (Badan Pengelola Pendapatan Daerah) Jawa Tengah,” kata dia di Panti Marhaen.
Saat proses pendaftaran dan pengembalian formulis di DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bima mengajukan cuti sebagai ASN.
“Saya ambil cuti karena serius ikuti pendaftraan ini. Formulir ini juga saya tulis sendiri dari semalam dan ditandatangani hari ini,” kata dia.
Sebelumnya, Bima Eka Sakti yang bertugas di Koordinator Rumah Tangga Bapenda Jawa Tengah pernah ditunjuk menjadi asisten Ganjar Pranowo saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Bima Eka Sakti yang juga punya kesibukan lain sebagai musisi dan pegiat media sosial tersebut mengaku mengenal ideologi Marheinisme sejak 2016 kenal.
Alasan itulah yang membuatnya mantap mencari rekomendasi dari PDI Perjuangan meski sebagai independen.
“Apa itu Marheinesme? Saya tertarik dengan ideologi ini. Makin mengenal saat menjadi asisten Pak Ganjar Pranowo. Walaupun saya ASN, saya berdekatan (karena tugas saya). Tapi saya pelajari betul beberapa partai, yang paling mantap di sini (PDI Perjuangan),” ucapnya.
Bima mengaku bakal siap apapun hasilnya, meski memilih jalur keluar dari zona nyaman sebagai ASN, apalagi seorang yang merupakan lulusan sekolah kedinasan.
“Niat saya membelokkan setir memperjuangkan tanah kelahiran saya di Kabupaten Tegal,” kata dia.
Sebagai calon independen, Bima Eka Sakti dipinang oleh H Muhammad Mu’min sebagai bakal calon bupati.
“Mungkin kami sudah dapat 130 ribu dukungan sekarang. Tapi ada banyak verifikasi faktual setelah ini,” katanya.
Visi Misi
Sebagai anak muda, Bima Eka Sakti mengaku banyak belajar kepada sosok Ganjar Pranowo saat menjadi Gubernur Jawa Tengah.
“Seperti program-program digitalisasi. Saya kira banyak perubahan yang harus dibuat di Tegal,” kata dia.
Dia mencontohkan, soal fasilitas umum yang paling mendapat perhatian publik yakni infrastruktur jalan.
“Banyak jalan itu dikritik. Lihat banyak di media sosial, banyak komentar jalannya gelap isinya kecelakaan. Itu yang pertama harus dibenahi, lalu Sumber Daya Manusia (SDM), digitalisasi pelayanan publik. Saya kira masih banyak yang harus diangkat potensi-potensi di Kabupaten Tegal,” katanya.
Diaz Aza