Cap Go Meh
Kesenian khas Tionghoa Liong Samsi saat mengikuti kirab Cap Go Meh di Kota Magelang, Minggu ( 25/2/2024), masuk ke dalam sebuah toko di Jalan Pemuda Kota Magelang untuk menerima angpao dari pemilik toko . Foto:W. Cahyono

MAGELANG (SUARABARU.ID)-  Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang  menggelar kirab Cap Go Meh, Minggu ( 25/2/2024).Kirab Cap Go Meh tersebut merupakan rangkaian penutup dari perayaan Imlek 2575/2024.

“Cap Go artinya 15  atau 15 hari setelah Imlek, Cap Go Meh ini merupakan rangkaian penutup dari perayaan Imlek,” kata kata Ketua Yayasan Tri Bakti TITD Liong Hok Bio Magelang, Paul Chandra Wesi Aji.

Paul Candra mengatakan, pada kirab Cap Go Meh tahun ini juga dimeriahkan dengan 10 kelompok kesenian tradisional dan 11 mobil hias dari berbagai instansi. Selain itu, kirab tersebut juga ada penampilan dari marching band genderang seruling Canka Lokananta Akmil Magelang.

Cap Go Meh
Pada kirab Cap Go Meh, Batalyon Armed 11/ Kostrad/ Guntur Genie tidak hanya menampilkan liong ukuran standar, tetapi menyertakan Liong Samsi dengan panjang mencapai 120 meter.Semua pemain liong tersebut merupakan anggota TNI dari Armed 11/ Kostrad/ Guntur Genie. Foto:W. Cahyono

Menurutnya, kesenian yang ikut memeriahkan kirab Cap Go Meh tersebut antara lain, topeng ireng, kuda lumping, reog, grasak buta, ndolalak dan lainnya. Selain itu, juga ikut menyemarakkan kesenian khas Tionghoa Liong Samsi dari Batalyon Armed11/ Kostrad/ Guntur Genie.

Batalyon Armed 11/ Kostrad/ Guntur Genie tidak hanya menampilkan liong ukuran standar, tetapi menyertakan Liong Samsi dengan panjang mencapai 120 meter.

Paul Candra mengatakan, tampilnya sejumlah kesenian tradisional tersebut  selain untuk memeriahkan  acara puncak Imlek.  Juga, sebagai salah satu cara alat pemersatu  antara kebudayaan Tionghoa dengan kesenian tradisional yang berkembang di Magelang dan sekitarnya.

Di sepanjang jalan yang dilalui, kesenian liong samsi ( ular naga) dan barongsay ( singa) keluar –masuk pertokoan untuk mengambil angpao (bingkisan dibungkus warna merah, biasanya berisi uang-red). Angpao tersebut  sengaja dipasang parapemilik toko di depan atau  bagian dalam toko miliknya.

Selain menempelkan angpao di luar dan dalam toko, para pemilik toko  juga langsung memberikan angpao tersebut kepada pemain liong maupun barongsay.

Atep, salah satu pemilik toko di Jalan Pemuda Kota Magelang mengaku, dirinya sengaja memasang angpao di depan  tokonya,  unutk memberikan sedekah bagi  pemain barongsay yang bertugas mengambil angpao di toko-toko.

“Maknanya sekedar memberikan sedekah bagi para pemain barongsay. Dan ini, kami lakukan setiap tahun saat ada perayaan Cap Go Meh,” kata Atep .W.Cahyono