blank
Lestari Moerdijat memberikan paparannya, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Indonesia dengan tema 'Jelajah Patiayam Situs Purbakala Kudus', pada para pelajar dan generasi muda di Kabupaten Kudus, Sabtu (20/1/2024). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, situs Patiayam bukan hanya tempat terkuburnya tulang belulang fosil purbakala. Namun lebih dari itu, Patiayam merupakan situs yang mampu mereproduksi kekayaan sejarah peradaban manusia, yang dapat memperkokoh nilai-nilai kebangsaan.

”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Situs Patiayam ini situs purbakala yang luar biasa dengan nilai-nilai sejarah yang menyertainya,” kata Lestari, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Indonesia dengan tema ‘Jelajah Patiayam Situs Purbakala Kudus’, kepada para pelajar dan generasi muda di Kabupaten Kudus, Sabtu (20/1/2024).

Hadir pada acara itu antara lain Tri Mumpuni (Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional), Murtikah SH (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus), Agus Susanto (Camat Jekulo).

BACA JUGA: Matur Suwun, Suwon FC…

Ada juga Supeno (Kepala Desa Terban), Prof Dr Truman Simanjuntak (Ketua Center of Prehistory and Austronesian Studies), pelaku wisata, para pemuda, duta pariwisata dan anggota DPRD Kabupaten Kudus.

Menurut Lestari, nilai-nilai kebangsaan yang ada saat ini, juga bersumber dari nilai-nilai yang diterapkan para pendahulu bangsa, yang tercatat pada sejarah masa lalu.

Rerie sapaan akrab Lestari mengungkapkan, nilai-nilai sejarah bangsa kita itu antara lain terkandung dalam empat konsensus kebangsaan, yang dikenal sebagai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI.

BACA JUGA: Brayat Panangkaran Kembali Gelar Ruwat Rawat Borobudur

Berdasarkan empat konsensus kebangsaan itu, jelas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, sebagai anak bangsa kita diamanatkan untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur.

Di situs Patiayam, ungkap Rerie, sejumlah temuan arkeologi seperti fosil dan artefak yang diduga berusia ratusan ribu tahun itu, memberikan catatan sejarah perjalanan kehidupan manusia, yang bila ditarik benang merah akan terkait dengan dinamika kehidupan di masa kini.

Bagaimana wilayah Patiayam ini, tegas dia, menjadi modal masyarakat Kudus memahami bahwa negara ini kaya, dan mampu menelisik lebih dalam peninggalan masa lalu, sehingga secara kolektif dapat mendalami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

BACA JUGA: Tampilkan Karya Terbaik Siswa, SMKN 2 Jepara Launching Craft & Craft Gallery

Diakui Rerie, yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, hingga saat ini situs Patiayam belum mendapat status sebagai cagar budaya di tingkat Nasional.

”Sejatinya, untuk memastikan situs Patiayam menjadi cagar budaya Nasional, merupakan kerja bersama untuk memperjuangkan kemanusiaan. Karena dengan status cagar budaya Nasional, kita memiliki kesempatan untuk meneliti dan mengungkap kehidupan sejarah peradaban pada masa lalu,” jelas dia.

Diharapkan Rerie, hasil dari penelitian mendalam terhadap situs purbakala Patiayam, dapat membuka mata para pemangku kepentingan, dan mengelola kawasan situs purbakala ini lebih jauh, sehingga mampu menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya.

Riyan