SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menanggapi adanya sejumlah orang tua yang enggan mengikutsertakan anaknya menerima imunisasi polio. Mbak Ita, sapaan akrabnya menyebut akan melakukan pendekatan lebih dalam terhadap para orang tua.
Mbak Ita menyebut, adanya penolakan oleh segelintir orang tua di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang itu kemungkinan karena kurangnya sosialisasi.
“Wajar ya (jika ada yang menolakd), mungkin ada yang belum tersosialisasikan,” kata Mbak Ita, seusai menyerahkan sertifikat program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) di Universitas PGRI Semarang, Rabu (17/1/2024).
Dia menuturkan sosialisasi vaksinasi polio oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus dilakukan secara masif. Kendati di lapangan ada yang menolak, pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif.
“Saya akan coba kalau dari Dinas Kesehatan Kota Semarang belum bisa akan kami lakukan pendekatan lebih dalam,” katanya.
Termasuk, pihaknya akan mencari tahu penyebab penolakan itu terjadi. “Ini serentak melakukan vaksinasi, saya belum tahu mengapa melakukan penolakan. Ini sebenarnya untuk kebaikan anaknya dari virus polio,” ujarnya.
Wali Kota Semarang perempuan pertama itu tak ingin terjadi persoalan di kemudian hari yang tak diinginkan. Seperti yang terjadi satu kasus positif polio di Kabupaten Klaten karena kurang lengkapnya mendapatkan imunisasi.
“Sudah ada kasus di kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Kalau nanti terjadi apa-apa yang disalahkan pemerintah. Kalau Kota Semarang sementara belum ada kasus,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah orang tua di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, menolak vaksin polio yang diadakan serentak mulai Senin (15/1/2024).
Padahal, pelaksanaan sub pin polio di Kota Semarang tersebut dilaksanakan sesuai dengan surat edaran yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan para orang tua yang menolak telah menandatangani formulir penolakan yang disediakan oleh Puskesmas Rowosari.
Hery Priyono