blank
Kegiatan Pemberian Makanan Bergizi (PMB) untuk ibu hamil dan balita berat badan kurang yang dilaksanakan Pemkot Semarang bekerja sama dengan PHRI Jateng di Hotel Aruss Kota Semarang, Selasa (16/1/2024). Fto: Hp

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam upaya penanganan anak stunting dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr Maria Endang Sumiwi mewakili Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin dalam kegiatan Pemberian Makanan Bergizi (PMB) untuk ibu hamil dan balita berat badan kurang di Hotel Aruss Kota Semarang, Selasa (16/1/2024).

Program penanganan stunting itu menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Dalam kesempatan itu, dr Maria mengaku jika program PMB yang diinisiasi oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu tersebut adalah langkah konkret menuju target zero stunting.

Dengan menggandeng PHRI, program PMB ini dinilai sangat bagus untuk menangani anak stunting dan ibu hamil KEK. Selain rasanya yang enak dengan standar restoran, tambahan makanan yang diberikan juga sangat bergizi. Hal ini karena ketika pengolahan makanan, Pemkot Semarang dan PHRI juga mengajak ahli gizi dan ahli nutrisi.

“Ini menunya dua macam protein. Jadi kita selalu intervensi berbasis bukti. Ada menu yang memiliki satu jenis protein hewani, dan itu bisa menurunkan stunting. Tapi dua jenis protein hewani efeknya lebih kuat untuk penurunan stunting. Saya lihat menu yang diberikan, baik kepada ibu hamil maupun balita ada dua jenis protein hewani. Ada ayam dengan paduan ikan dan ada juga ayam dengan bola-bola jenis protein lainnya,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Meski demikian, dirinya juga mengingatkan partisipasi masyarakat dan keluarga untuk lebih peduli kepada ibu-ibu hamil maupun anak yang tumbuh kembangnya lambat. Ia juga mengingatkan, di samping program PMB dari Pemkot Semarang, ibu hamil KEK maupun balita berat badan kurang juga masih wajib mengkonsumsi makanan rutinnya.

“Jadi jangan sampai kalau sudah dapat PMB lalu porsi makan yang di rumah dikurangi. Itu nanti kita susah tercapai. Karena ini kan kita seperti tumbuh kejar yang butuh extra. Makanan lain yang diberikan ini adalah makanan ekstra, jadi untuk di rumah (makannya-red) jangan dikurangi,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan, jika pihaknya optimistis di tahun 2024 ini Kota Semarang bisa zero stunting. Selain PMB, Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) juga memiliki program-program lainnya, seperti Intervensi Promotif Ibu Hamil serta Mentorship untuk Cegah Anemia dan Kurang Energi Kronis (Roberto Carlos) dan Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (San Piisan). Ke depan, pihaknya juga berencana akan mengajak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk penuntasan stunting dan ibu KEK.

“Di Kota Semarang ini tinggal 872 anak-anak stunting dan 774 ibu KEK maupun anemia. Sehingga dengan kerja sama oleh PHRI bisa dikembangkan, tidak hanya dengan PHRI tetapi kami akan melakukan laki dengan Aprindo,” imbuhnya.

Hery Priyono