Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, Eko Krisnarto. Foto: Hp

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, Eko Krisnarto, berharap masyarakat tak khawatir akan adanya efek samping pemberian vaksin polio pada anak.

Eko mengatakan, sejauh ini belum terdapat kasus efek samping akibat vaksinasi polio yang diberikan dalam bentuk tetes. Dia menyebut, vaksinasi polio cenderung lebih aman dari terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) polio.

Meski begitu, RSD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang tetap menyatakan kesiapannya menangani efek samping vaksinasi polio. Kendati begitu, rumah sakit milik pemerintah itu belum mencatat adanya kejadian ikutan pasca imunisasi.

“Kami siap untuk kejadian pasca imunisasi. Tetapi polio jarang sekali ada efek samping, sejauh ini belum ada kasus karena diberikan lewat tetes. Pengalaman dulu-dulu pun tidak pernah ada,” kata Eko, Rabu (17/1/2024).

Eko menyatakan telah menyiapkan ruang untuk melakukan kuratif dan rehabilitatif bila ditemukan gejala berat seusai imunisasi.

“Kalau KIPI ada yang derajatnya ringan dan berat, kalau ringan akan diatasi fasilitas kesehatan primer di Puskesmas. Kalau berat seperti alergi bisa dirujuk ke rumah sakit,” katanya.

Eko mengatakan, sejauh ini belum terdapat kasus efek samping akibat vaksinasi polio. “Biasanya ada yang sensitif yaitu panas, bisa mual dan muntah. Tetapi hampir tidak ditemukan di Semarang. KIPI biasanya terjadi kalau pemberian imunisasi yang melalui suntikan,” ujarnya.

Dia mengatakan, vaksinasi polio sangat penting dan diperlukan untuk eradikasi polio. Menurutnya, seluruh orang tua wajib mengikutsertakan anaknya dalam pemberian imunisasi polio.

Dia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi polio merupakan program pemerintah untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi atau balita agar terhindar dari virus polio.

“Jangan takut terhadap efek samping atau komplikasi, hampir tidak ada KIPI vaksinasi polio. Ini program pemerintah, vaksinnya baru semuanya jadi relatif aman dan tidak menimbulkan efek samping pada anak,” katanya.

Sebelumnya, pemberian vaksin polio serentak dilakukan di seluruh Indonesia mulai 15 Januari hingga 21 Januari 2024. Di Kota Kota Semarang, Wali Kota, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan kick off atau titik awal pemberian vaksin dalam rangka pencegahan lumpuh layu di kawasan Graha Padma, Semarang Barat, Senin (15/1/2024).

Mbak Ita, sapaan akrabnya memberikan tetesan vaksin secara langsung kepada anak-anak sekolah sebagai tanda dimulainya program vaksinasi polio di Ibu Kota Jawa Tengah.

“Pemberian vaksin polio serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Saya minta acara dilangsungkan sebagai kick off atau titik awal pemberian vaksin dalam rangka pencegahan lumpuh layu untuk generasi emas,” ujar Mbak Ita di Sport Center Graha Padma, Kota Semarang.

Ada 136 anak Sekolah Dasar (SD) dan TK yang menerima vaksin polio di hari pertama. “Total vaksin polio akan diberikan pada 202 ribuan anak di Kota Semarang,” ujarnya.

Mbak Ita berharap, pemberian vaksin polio ini bisa mencegah anak-anak generasi emas dari lumpuh layu. “Sejauh ini tidak ada kasus lumpuh layu di Kota Semarang dan harapannya tidak ada kasus ke depan,” tuturnya.

“Kemarin kan di Klaten. Dengan adanya temuan itu, dilakukan serentak. Kadang orang tua merasa anaknya sehat, sehingga lupa (vaksin),” ujarnya, lagi.

Wali Kota Semarang perempuan pertama itu mengimbau seluruh masyarakat yang memiliki anak 0 – 7 tahun segera mengikuti vaksin polio.

Hery Priyono