“Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki literasi paling rendah di dunia. Tentunya harus ada program peningkatan literasi, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi untuk mengatasi hal itu,” tambahnya.
Syarifuddin menuturkan, selain program literasi, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah memiliki program penginternasionalan bahasa Indonesia. Program ini bertujuan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa global. Bahasa Indonesia sudah layak menjadi bahasa global, karena banyaknya penutur dan sudah dijadikan bahasa utama di negaranya sendiri.
“Bahasa Indonesia sudah layak menjadi bahasa global dan sudah ditetapkan sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO,” terangnya.
Syarifuddin mengatakan, Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki bahasa daerah terbanyak di dunia setelah Papua Nugini. Hal tersebut menjadi suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan.
“Menjaga dan melestarikan bahasa daerah menjadi bagian dari tugas Balai Bahasa. Revitalisasi bahasa daerah wajib dilakukan untuk mencegah punahnya sebuah bahasa. Namun, vitalitas bahasa hanya bisa dijaga dan dilestarikan oleh penuturnya sendiri,” katanya.
Syarifuddin berharap melalui program magang mahasiswa bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Mahasiswa harus mencari relevansi antara materi yang didapatkan di perkuliahan dan praktik langsung di lapangan.
“Kami berharap mahasiswa bisa menjadi agen penggerak untuk melestarikan bahasa daerah di Indonesia,” tandasnya.
Ning S