blank
Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema 'Prospek Ekonomi Indonesia 2024', yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (10/1/2024). Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, optimisme tidak boleh surut.

Menurut dia, pemerintah dan masyarakat harus dapat bersama-sama mewujudkan amanat konstitusi, yaitu keadilan dan kemakmuran, yang mampu dinikmati masyarakat secara merata.

”Kesadaran bersama perlu dibangun, bahwa setiap peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain. Dan ini berdampak pada dinamika ekonomi suatu negara,” kata Lestari, saat membuka diskusi daring bertema ‘Prospek Ekonomi Indonesia 2024’, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (10/1/2024).

BACA JUGA: Diadukan ke Polda Jateng, Tiga Aktivis Lingkungan Hidup Karimunjawa Tunjuk Penasehat Hukum

Diskusi yang dimoderatori Dr Radityo Fajar Arianto MBA (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu, menghadirkan Yustinus Prastowo (Juru Bicara Kementerian Keuangan Republik Indonesia).

Lalu ada pula Prof Didik J Rachbini MSc PhD (Pendiri Institute for Development for Economics and Finance/Indef-Rektor Universitas Paramadina) dan Akhmad Akbar Susamto SE MPhil PhD (Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM) sebagai narasumber. Selain itu juga, hadir Raja Suhud (Wartawan Media Indonesia Bidang Ekonomi) sebagai penanggap.

Menurut Lestari, transformasi lanskap geopolitik dengan sejumlah krisis yang menyertai, mesti menjadi cermin penting dalam penataan maupun penentuan prospek ekonomi dalam negeri pada tahun ini.

BACA JUGA: Pembayaran Uang Ganti Kerugian 48 Bidang Tanah Pembangunan Pasar Seni Kujon

Catatan lain, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, saat ini kita berhadapan dengan perubahan iklim, yang berdampak pada ketahanan pangan dalam negeri.

Berdasarkan kondisi itu, Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menilai, pada 2024 ini merupakan tahun yang sangat menantang.

Apalagi, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, tahun ini pesta demokrasi digelar, dan harus dilalui dengan gembira, sebagai bagian dari pendidikan politik suatu bangsa.

BACA JUGA: Resmi Jabat Pj Bupati, Hasan Chabibie Siap Jalankan Tugas dengan Baik

Sedangkan Yustinus Prastowo mengungkapkan, sejumlah indikator penerimaan negara saat cukup baik. Disebutkan dia, tata kelola keuangan yang kredibel menghasilkan keseimbangan primer yang positif. Diakuinya, proyeksi pertumbuhan PDB cukup bagus di angka 5,2 persen.

Geliat sektor riil, ujar Yustinus, mulai terasa dengan meningkatnya belanja bahan baku dan belanja modal. Strategi pemerintah dalam menghadapi tantangan di masa transisi tahun ini, antara lain mengendalikan inflasi, menekan angka stunting dan terus berupaya mendorong peningkatan investasi.

Sementara itu, Didik J Rachbini berpendapat, dunia politik dan ekonomi itu sama-sama berdasarkan kontrak. Proses kontrak yang baik, menurut dia, berdasarkan demokrasi, karena persyaratan kontrak yang bagus itu harus transparan dan seimbang.

BACA JUGA: 48 Tim Basket dan 11 Dance di Jawa Tengah Ikuti LAB CUP

Disampaikan juga, pada praktik demokrasi selama lima tahun ini, proses check and ballances-nya mati, dalam pengambilan sejumlah keputusan. Janji presiden dalam bidang ekonomi pada 2019, hanya satu indikator yang terealisasi, yaitu inflasi yang terkendali.

”Di masa pandemi covid-19, justru terjadi penyimpangan dari rencana keuangan. Dan sejak itulah, pemerintah menarik utang dengan nilai di atas Rp 1.000 triliun setiap tahun, yang menjadi beban APBN,” ungkap Didik.

Riyan