Dhalang Ki Muhammad Dhimas Arsanda,

JEPARA (SUARABARU.ID) – Sanggar wayang Puruhita Budaya SMP Negeri 1 Keling Senin (8/1-2024) malam sukses suguhkan lakon Gathutkaca Winisuda. Pantas pakeliran padat tersebut digelar di kediaman Setya Prayitno M.Pd salah seorang guru SMP Negeri 1 Keling yang sedang mempunyai hajat ngunduh mantu di Desa Gelang. Sejak talu pukul 20.00 WIB, hingga tancep kayon pukul 24.20 WIB ratusan penonton enggan meninggalkan tempat duduknya.

Dhalang Ki Muhammad Dhimas Arsanda, Siswa Klas 8F itu nampak tidak kikuk lagi memainkan sabetan diiringi pengendang Anif Prabowo (9A). Pun demikan saat berinteraksi dengan sinden : Cita (9A), Caca (9D), Yaya (9E), Dina (tamu) terasa mengalir dengan alami.

Sinden Cita (9A), Caca (9D), Yaya (9E), Dina (tamu) terasa mengalir dengan alami

Lakon Gathutkaca Winisuda menceritakan kelahiran Jabang Tetuka yang dikemudian hari terkenal dengan nama Raden Gathutkaca. Bersamaan dengan itu di kerajaan Gilingwesi sang Prabu Kalapracana gundah karena jatuh cinta pada Dewi Supraba, seorang bidadari jelita dari Kadewatan.

Maka diutuslah Maha Patih Sekipu untuk melamar ke Kahayangan. Lamaran ditolak,marahlah Sang Prabu dan Sang Patih, semua Dewa tidak ada yang mampu menandingi kesaktian Prabu Kalapracana dan Patih Sekipu beserta bala tentara Raksasa. Kahayangan porak-poranda.

Bathara Narada turun ke bumi, minta bantuan kepada Jabang Tetuka yang saat itu masih bayi merah, untuk menghadapi perusuh Kahayangan. Dengan upacara ritual Jabang Tetuka dijedhi, dimasukan kekawah Candradimuka, diiringi lantunan do’a para dewa dan lemparan bermacam senjata pusaka. Secara ajaib bayi Tetuka langsung berujud menjadi pemuda tampan gagah pideksa sakti mandra guna. Oleh Bethara Narada dberi nama baru Raden Gathutkaca.

Sanggar wayang Puruhita Budaya SMP Negeri 1 Keling semalam sukses suguhkan lakon Gathutkaca Winisuda

Raden Gathutkaca berhasil mengalahkan Prabu Kalapracana dan bala tentara raksasanya. Kemudian R. Gathutkaca diwisuda menjadi Raja di Kayangan selama 100 hari.

Plt, Kepala SMPN 1 Keling Darono Ardi Widodo, S.Pd.Ind, yang menunggui pementasan bersama para guru pembimbing hingga tancep kayon, dalam surat kitir yang dibacakan oleh Ki Dalang, mempersilakan dan berterima kasih jika masyarakat umum ingin mengundang Sanggar Puruhita Budaya. Namun sebaiknya dikemas dalam pakeliran padat, jam 12 malam selesai. Karna paginya anak-anak tetap harus masuk sekolah.

Penonton tampak antusias terutama saat acara Limbukan dan Gara-gara, dengan disajikannya gending-gending permintaan penonton oleh para Sindhen diiringi Karawaitan Puruhita Raras, yang penabuhnya semua putra dan putri siswa klas 7, 8 dan 9.
Ada sekitar 20 gending yang semalam dilantunkan dengan apik. Antara lain Ilang Janjine, Marikangen, Dadi Ati, Jenang Gula, Sambel Kemangi dan Ninggal Tresno.

Hadepe – Arif Singa