blank
Dr H Musta’in Ahmad SH MH (Kakanwil Kemenag Provinsi Jateng). Foto: kemenag jateng

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Dr H Musta’in Ahmad SH MH mengatakan, pesantren mandiri dan kuat, berdampak pada kualitas pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi sekitar.

Hal itu seperti yang disampaikannya beberapa waktu lalu di Semarang, terkait dengan program dari Kementerian Agama RI, yang mencanangkan Tujuh Program Prioritas, yakni Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Revitalisasi KUA, Kemandirian Pesantren, Cyber Islamic University, Religiosity Index, dan Tahun Kerukunan Umat Beragama.

Menurut dia, kemandirian pesantren itu sebagai upaya untuk memaksimalkan kehadiran negara, guna memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitas kepada pesantren, berdasarkan tradisi dan kekhasannya.

BACA JUGA: TPN Ganjar-Mahfud Gelar Posko Simpatik 3 Selama Libur Nataru

”Sesuai dengan prinsip kerja kemandirian, pesantren dapat diakses semua masyarakat atau inklusif. Pesantren juga berbasis kebutuhan, yang mempertimbangkan sektor bisnis dan geografis atau fasilitatif,” kata Musta’in.

Ditambahkan dia, pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan dan serba terbuka, sehingga bisa diakses semua pesantren secara transparan. Selain itu juga, pesantren juga harus akuntabel, sehingga proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Kakanwil juga menyebutkan, dua tujuan kemandirian pesantren yakni, menjamin pelaksanaan program dalam mengoptimalkan sumber daya pesantren, serta meningkatkan kesejahteraan pesantren dan masyarakat.

BACA JUGA: Kunjungi Posko Siaga Nataru di GT. Kalikangkung, Kabasarnas: Kami Siapkan Personel 24 Jam

”Ini bukan romantika masa lalu, tetapi jawaban model pendidikan ideal dalam konteks kekinian. Pesantren harus memiliki sumber daya ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, dalam menopang tiga fungsinya, yaitu pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat”, tegas Musta’in.

Pada kesempatan yang sama disampaikan juga, adanya keberhasilan bantuan inkubasi bisnis pesantren. Ada sembilan pondok pesantren yang sudah merasakan dan menikmati adanya bantuan ini.

Sembilan ponpes itu adalah, Ponpes Al Mujahidin Gondosuli, Kabupaten Temanggung, berupa pengolahan kopi yang diekspor ke Korea dan Turki. Ponpes Riyadul Mustaqiem Mandiraja, Kabupaten Banjarnegagara (Konstruksi dan dekorasi interior eksterior), Ponpes Ashabul Kahfi Mijen, Kota Semarang (jasa transportasi/tiga bus sedang dan dua minubus).

BACA JUGA: Pertamina Catatkan Lonjakan Konsumsi BBM Saat Libur Natal dan Tahun Baru

blank
Musta’in Ahmad (kanan), dalam sebuah kegiatan bersama para jamaah calon haji, beberapa waktu lalu. Foto: kemenag jateng

Kemudian Ponpes Galangsewu Tembalang, Kota Semarang (pembuatan pakan ternak dengan banyak mitra peternak), Ponpes Ishlahatut Tholabah Banyurip, Kota Pekalongan (produsen batik khas Pekalongan), Ponpes Nashrul Huda II Pesanggrahan-Sangubanyu Bawang, Kabupaten Batang (pengolahan kopi).

Ada pula Ponpes Al Fatah, Desa Sempu, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora (produk parfum laundry, obat pel lantai, sabun cuci dan penjualan secara online), Ponpes Rafirna Tersono, Kabupaten Batang (wirausaha/laba toko dikembangkan untuk ternak kambing, produksi kopi, dan sarung), Ponpes Al Alif Desa Tamanrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora (produksi kacang oven/kacang asin dengan merek Jago).

Sementara itu, yang juga menjadi salah satu program unggulan Menag Yaqut Cholil Qoumas di bidang pendidikan yakni, adanya Cyber Islamic University (CIU). Oleh Kemenag, CIU ini diprogramkan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan di era digital.

BACA JUGA: Kapolres Grobogan Cek Kedung Ombo, Pastikan Keamanan Wisata Liburan Natal-Tahun Baru

CIU atau Universitas Islam Siber ini, kali pertama dilaksanakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, yang kemudian berubah nama menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia/UISSI).

”Universitas ini didesain 100% daring. Dimulai dari pendaftaran, pembelajaran, hingga kelulusan. Namun tidak menghilangkan pendidikan karakter, dan penerapan moderasi beragama pada setiap kurikulum pembelajarannya,” terang Musta’in lagi.

Dipaparkan dia, tujuan CIU ini, guna memasilitasi guru madrasah yang belum memiliki gelar S1, untuk melanjutkan pendidikan tanpa meninggalkan tugas atau pekerjaannya. CIU juga memasilitasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang kesulitan melanjutkan pendidikan sarjana.

BACA JUGA: Sipropam Polres Blora Sidak Gaktiblin Personel Pam Operasi Lilin Candi 2023

Selain itu juga, memasilitasi masyarakat yang tidak dapat mengeyam pendidikan tinggi, karena keterbatasan waktu dan faktor geografis. Untuk Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), bisa dilakukan melalui link https://spmb.syekhnurjati.ac.id/.

”CIU menerapkan program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Program studinya, Pendidikan Agama Islam (PAI), yang ada di FITK UISSI, dengan Akreditasi Unggul. Sebanyak 596 guru di Jateng, telah berkesempatan mendapatkan pendidikan lanjutan ini secara gratis,” tandas Musta’in.

Riyan