blank
Lestari Moerdijat menyampaikan sambutannya secara daring, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, di Kabupaten Bojonegoro, Minggu (10/12/2023). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, setiap anak bangsa harus mampu membangkitkan semangat dan harapan, guna mewujudkan masa depan yang lebih baik dan sejahtera, melalui implementasi nilai-nilai kebangsaan dan budaya dalam keseharian.

Hal itu seperti yang disampaikannya secara daring, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, di hadapan sejumlah tokoh dan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (10/12/2023).

Menurut dia, setiap individu harus mampu menyikapi perkembangan dunia dengan baik, sambil memupuk dan melaksanakan nilai-nilai kebangsaan warisan pendahulu bangsa. Seperti gotong-royong, musyawarah, tradisi dan kearifan lokal, secara harmoni.

BACA JUGA: Muhammadiyah Dukung Kader yang Maju Pemilihan Legislatif

”Kita harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang dihadapi, dengan penerapan nilai-nilai dalam empat konsensus kebangsaan, seperti Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan bagian untuk mengatasi permasalahan itu,” kata Lestari.

Sosialisasi konsensus kebangsaan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, merupakan bagian dari program MPR RI, untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat, agar memahami dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai itu dalam keseharian.

Apalagi, tegas Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, tantangan yang dihadapi saat ini dan masa datang, akan semakin kompleks. Catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, terdapat lima isu global penting yang mesti diperhatikan menjelang akhir 2023.

BACA JUGA: Warga Antusias Nonton Kirab Budaya Hari Jadi Ke-274 Kota Blora

”Isu itu yakni perdamaian dunia, akibat konflik dan krisis global, gerak bersama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, tata kelola dari dampak berkelanjutan akibat pandemi, dan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana maupun konflik,” ungkap dia.

Sejumlah isu global itu, tegas Rerie, diyakini akan berdampak juga terhadap Indonesia, yang di sisi lain saat ini sedang menjalani tahapan pesta demokrasi, untuk memilih pemimpin yang akan menentukan arah pembangunan bangsa.

Dalam proses menuju pesta demokrasi itu, ungkap anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, sejumlah pakar politik menilai, mulai terlihat ada disharmoni dalam penerapan nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki.

BACA JUGA: Persijap Permalukan Gresik United di Stadion GBK, Polres Terjunkan 400 Personil Gabungan

”Kita harus pastikan disharmoni itu tidak terjadi, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan tetap diimplementasikan secara utuh,” tegas Rerie.

Di tengah berbagai perbedaan, seperti perbedaan pandangan, suku, ras dan agama, menurut Rerie, harus dipahami bahwa keberagamam yang dimiliki saat ini merupakan anugerah, yang harus bersama-sama dimaknai sebagai perekat dalam setiap kehidupan sosial sehari-hari.

”Dengan menerapkan nilai-nilai kebangsaan secara utuh dalam keseharian, proses pembangunan dalam rangka mengisi kemerdekaan, diharapkan akan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, seperti yang dicita-citakan para pendiri negeri ini,” tandas Rerie.

Riyan