Ilustrasi. Foto: Widiyartono R

Oleh Kandida, S.Pd., M.Pd.

MENULIS dan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak serta sering dilakukan secara teratur (Tarigan, 1994).

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa. Keterampilan ini sangat besar artinya bagi siswa selama ia mengikuti kegiatan pendidikan di bangku sekolah.

Banyak kegiatan yang berhubungan erat dengan keterampilan menulis yang harus dikuasi siswa, salah satu kegiatan keterampilan menulis adalah menulis teks eksplanasi.

Faktanya sebagian besar siswa kelas XI di SMA Negeri 10 Semarang, kegiatan mengonstruksi teks eksplanasi masih dianggap sebagai kegiatan yang sulit dan perlu pembiasaan. Dalam praktiknya, siswa perlu memiliki pengetahuan, keterampilan serta wawasan yang luas sebagai modal dasar untuk menyalurkan ide-ide atau gagasan.

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi dan dijelaskan secara logis. Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial (Pardiyono, 2007). Artinya, teks eksplanasi menjelaskan tentang proses terjadinya suatu fenomena dari awal hingga akhir.

Secara umum siswa khususnya di SMA Negeri 10 Semarang memang mampu menulis, namun mereka kurang memiliki ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan belum piawai menggunakan kosakata atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga tidak dapat menceritakan peristiwa yang diekspresikan secara logis dan sistematis.

Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan pembelajaran metode Vlog CTL (Contextual Teaching Learning). Mini Vlogging/Vlog menjadi media digital yang memungkinkan siswa untuk berbicara secara spontan dan natural dalam bahasa yang ingin dipelajari (David et al., 2017).

Metode ini akan melatih kemampuan verbal dalam berbicara dan menulis dengan mengaitkan pada situasi dunia nyata yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Empat Siswa

Langkah-langkah pembelajaran Mini Vlog CTL pada materi menulis teks eksplanasi yang dilakukan penulis di antaranya: Guru membentuk kelompok diskusi, dan setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Setiap kelompok diajak menentukan salah satu tema teks eksplanasi (fenomena alam atau fenomena sosial) yang sering terjadi di lingkungan sehari-hari kemudian dibahas secara berkelompok.

Siswa secara berkelompok diarahkan untuk mencari literatur dari sumber gambar, artikel atau video tentang fenomena alam atau sosial yang telah dicari.

Para siswa secara berkelompok aktif mencari informasi, lalu mengamati fakta yang ditemukan kemudian mencatat dan mengidentifikasi terkait peristiwa apa yang terjadi, misalnya: bencana banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, atau pandemi global terkait Covid-19) dalam bentuk kerangka eksplanasi. Setelah selesai dilaporkan dalam bentuk tulisan eksplanasi dan dipresentasikan di depan kelas.

Guna menunjang keterampilan berbicara siswa, guru kemudian meminta siswa membuat Mini Vlog secara berkelompok, tugas guru kemudian memantau dan membimbing kemajuan tugas yang diberikan pada setiap kelompok.

Mini Vlog yang telah selesai dikerjakan kemudian diunggah di media sosial Instagram untuk dinilai oleh guru dan diberikan komentar oleh siswa pada kelompok lainnya. Pada tahap akhir, siswa membuat simpulan dan guru memberikan refleksi atau penguatan terkait materi materi teks eksplanasi yang sudah dipelajari.

Melalui pembelajaran teks eksplanasi dengan menggunakan metode Mini Vlog CTL (Contextual Teaching Learning) mampu memantik kreatifitas dan aktivitas siswa kelas XI SMA Negeri 10 Semarang. Keterampilan berbicara terlihat jelas pada produk Mini Vlog yang dihasilkan dan pada saat pembelajaran.

Kemampuan siswa memahami dan menulis teks eksplanasi secara kontekstual melalui fenomena alam dan fenomena sosial menjadi lebih baik dan harapannya mampu menumbuhkan kesadaran serta budaya nyata dalam peran melestarikan lingkungan sekitar.

Kandida, S.Pd., M.Pd., Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, SMA Negeri 10 Semarang