KUDUS (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Kudus menyiapkan langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Kudus. Hal itu disampaikan Penjabat (Pj.) Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan saat menerima Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Eko Suharto beserta jajaran di Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (2/11).
“Kami berupaya menggenjot ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Kudus,” paparnya.
Tahun ini, tingkat kemiskinan di Kabupaten Kudus menurun pada angka 7,24 persen dibandingkan tahun kemarin yang mencapai 7,41 persen. Angka tersebut setara dengan 65.160 jiwa. Menurut BPS, jumlah warga miskin di Kabupaten Kudus tahun ini, termasuk yang paling rendah dibandingkan dengan jumlah warga miskin di kabupaten se-Keresidenan Pati.
Bergas menuturkan ini awal yang baik untuk terus memutar roda perekonomian. Pihaknya menjelaskan akan memaksimalkan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Saat ini makin banyak UMKM dengan berbagai produk. Kalau dimaksimalkan, saya yakin akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, Bergas juga terus memantau inflasi di Kabupaten Kudus. Sebab, hal itu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
“Pantauan inflasi juga terus kami lakukan. Biar masyarakat masih bisa menjangkau terutama sembako untuk kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Pada Oktober 2023, inflasi Kabupaten Kudus sebesar 0,27 persen, lebih rendah dari bulan kemarin. Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah biaya perguruan tinggi, kemudian bahan bakar minyak (BBM) dan beras.
Sementara penyumbang inflasi terbesar selanjutnya adalah komoditas bensin sebesar 0,09 persen, beras 0,07 persen, gula pasir 0,02 persen dan cabai rawit 0,02 persen.
Sementara jika dilihat dari inflasi tahun kalender atau bulan Januari 2023 hingga Oktober 2023, inflasi Kabupaten Kudus kini berada di angka 2,31 persen. Jumlah tersebut masih sangat aman dari ambang batas ketetapan pemerintah terkait inflasi.
Terkait harga sembako, Pj. Bupati menegaskan sampai saat ini kenaikan masih tahap normal. Operasi pasar akan terus dilakukan memantau persediaan dan harga.
“Pengecekan pasar akan terus dilakukan untuk mencegah harga sembako melambung tinggi,” tegasnya.
Ads-Ali Bustomi