blank
Nasi pindang khas Kudus. Foto: Dinita

KUDUS tidak hanya terkenal dengan sotonya saja. Sajian kuliner khas Kudus yang lain sangat banyak. Ada lentog tanjung, tahu telur, dan yang unik yaitu nasi pindang. Nasi Pindang biasanya dihidangkan setiap kali masyarakat Kudus mempunyai khajatan.

Memiliki nama “Nasi Pindang” bukan berarti makanan ini mengacu pada penggunaan ikan pindang. Masakan ini sebenarnya menggunakan daging kerbau sebagai bahan utama masakan khas Kudus ini.

Nasi Pindang sudah dijual di mana-mana. Nasi Pindang di Kudus awalnya menggunakan daging kerbau karena di Kudus ada larangan untuk memakan daging sapi. Namun kini nasi pindang sering disantap dengan daging sapi atau daging ayam.

Sekilas nasi pindang tampak seperti masakan rawon khas Jawa Timur. Sama-sama menggunakan daging yang diiris, namun nasi pindang menggunakan santan, dan daun melinjo atau daun so, sedangkan rawon tidak menggunakan santan. Kedunganya menggunakan kluwak (kluwek) atau kepayang.

Untuk menjumpai kuliner nasi pindang kerbau khas Kudus ini tidaklah sulit. Salah satunya dapat dijumpai di wilayah Kudus banyak sekali warung- warung yang menjual nasi pindang.

Selain menyajikan daging kerbau, nasi pindang juga menyajikan hidangan jeroan kerbau seperti Soto Kudus dan sate kerbau. Nasi pindang kerbau juga bisa dicampur dengan sambal kecap, sate telur puyuh, sate jeroan, sate paru dan banyak lainnya yang tersedia di meja menu.

Penyajiannya juga sangat unik, menggunakan pincuk yang terbuat dari daun pisang dan memakai sendok daun pisang atau disebut dengan suru.

Seiring berjalannya waktu, kini banyak masakan nasi pindang yang menggunakan daging sapi.  Bagian daging sapi yang enak tentunya adalah lemusir yang dicampur dengan lemak tipis. Lemusir ini memiliki tekstur yang lembut, kenyal,  dan lapisan lemak yang lezat.

Seperti yang sudah diketahui, awalnya masyarakat Kudus yang beragama Hindu memang tidak memakan daging sapi karena dianggap sebagai hewan suci.  Pada masa penyebaran Agama Islam oleh Sunan Kudus yang merupakan salah satu Walisogo, tradisi ini digunakan oleh Sunan Kudus sebagai media syiar Agama Islam.

Sejak saat  itulah hingga sekarang Kudus dikenal dengan sajian kuliner yang menggunakan daging kerbau. Bahkan sudah tradisi pula saat Idul Adha tiba, masyarakat muslim di Kudus mengganti sapi dengan kerbau sebagai hewan kurban.

Dinita Charissa Ludviana -Mg