blank
Grojogan atau air terjun Kedung Mansur. Foto: HNK

BLORA (SUARABARU)- Di setiap daerah mestinya ada tempat wisata, salah satunya di Blora yang memiliki banyak wisata alam yang indah dan menarik para wisatawan.

Wisatawan biasanya mencari tempat yang spotnya  menarik, seperti wisata Air Terjun Kedung Mansur ini salah satunya. Wisata ini berada di Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jarak tempuhnya dari Kota Blora sekitar 18 km.

Destinasi wisata ini cukup indah namun disayangkan tempatnya kurang terawat, ada banyak sekali daun dan ranting bambu yang mengotori keindahan air terjun ini. Jalan untuk menuju air terjun Kedung Mansur terbilang buruk dan lokasinya terletak di tengah hutan.

“Untuk masuk ke area air terjun ini hanya membayar tiket masuk Rp 5.000 per orang,” ujar Mita pengunjung wisata Kedung Mansur.

Jam operasional wisata Air Terjung Kedung Mansur ini buka mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 petang setiap hari.

Di kawasan wisata air terjun atau Grojogan Kedung Mansur ini pengunjung akan mendapatkan suguhan pepohonan yang rindang serta air yang cukup jernih.

Tak heran jika ada banyak para wisatawan yang mendatangi Air Terjun Ini karena wisata ini menjadi spot healing yang bagus.

Wisata Kedung Mansur merupakan salah satu potensi alam berupa grojogan atau air terjun mini yang dilengkapi dengan wisma bercorak budaya Jawa. Pesona alamnya juga sangat menarik dan tidak mengecewakan, ternyata tempat wisata ini juga memiliki sederet cerita rakyat.

Dahulu berdasarkan penjelasan sesepuh setempat, tempat ini merupakan tempat pemandian ternak kerbau. Selain itu, biasa digunakan untuk tradisi sedekah bumi yang diadakan tiap tahun oleh warga setempat.

Mbah Bariman salah satu sesepuh dari Grojogan Kedung Mansur itu menggungkapkan bahwa ada beberapa cerita atau kisah menarik dibalik nama Kedung Mansur ini.

Kisah ini didapatkan turun-temurun dari buyutnya. Konon, zaman dulu ada wilayah bernama negara Purwocari yang sekarang berubah nama menjadi Desa Gumeng yang dahulunya dipimpin oleh seorang raja yang bernama Dian Gondo Kusuma dengan permaisuri Loro Girah. Mereka dikaruniai tiga anak Citro Menggolo, Citro Kusuma, dan Citro Wati.

“Citro Wati memiliki paras yang cantik maka dari itu banyak yang suka pada dirinya dan ingin melamarnya, salah satu yang ingin melamarnya yaitu Begede Katong dari Kerajan Pandan yang sekarang menjadi Desa Jetak Ngawen dan Jonggrang Prayugang dari Kerajaan Atas Angin,” tutur Mbah Bariman sesepuh di Desa Air Terjun Kedung Mansur

Dirinya mnejelaskan dalam lamaran yang dilakukan tidak berjalan mulus dikarenakan Jonggrang melakukan perlawanan. Alhasil barang bawaan lamaran jatuh bercerai berai. Dan Ketika sampai di Kedung, Air Tape atau Tuak yang dibawa rombongan buat hidangan lamaran mengalami muncrat atau tumpah atau mancur-mansur. Kemudian  tempat itu diabadikan dengan sebutan nama Kedung Mansur .

Tentu ini sekadar cerita turun-temurun. Soal kebenarannya, ya mangga saja.

Hayatun Nufus Kamila