blank
Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi (ketiga dari kiri) dan Ketua Siwo PWI Jateng Erwin Ardian, berfoto bersama usai audiensi. Foto: spr

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gelanggang Olahraga Jatidiri, yang ada di kawasan Karangrejo, Semarang, yang dulu dibangun dengan spirit “Senayan Kecil”, masih belum dioptimalkan sebagai sarana pelayanan umum bagi masyarakat, atau ruang terbuka untuk aktivitas olahraga.

Berpijak dari realitas itu, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, ingin mengubah mindset, bahwa Jatidiri adalah sarana layanan publik, tidak semata-mata sebagai kawah candradimuka pembinaan atlet-atlet Jateng.

”Kami akan ubah paradigma, bahwa Jatidiri adalah ruang terbuka, dan pusat keramaian. Masyarakat bisa menggunakan untuk jogging, dan di space-space kosong nantinya bisa untuk UMKM dan toko olahraga boleh masuk,” kata Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi, saat menerima audiensi pengurus harian Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Jateng, di kantornya, Jalan Kimangunsarkoro, Semarang, Selasa (3/10/2023).

BACA JUGA: Operasi Sikat Jaran Candi 2023, Polda Jateng Amankan 293 Tersangka dan Ratusan Barang Bukti 

Rombongan pengurus dipimpin Ketua Siwo PWI Jateng, Erwin Ardian, Wakil Ketua Sigit Pramono, dan Sekretaris Dian Chandra.

Menurut Agung, pihaknya ingin Jatidiri lebih dikenal sebagai tempat pelayanan publik yang ramai, seperti halnya Stadion Manahan Solo ataupun Tri Lomba Juang Semarang, yang ada di pusat kota.

Selama ini Jatidiri baru berdenyut, ketika ada laga home PSIS Semarang, Kompetisi Voli Proliga maupun agenda event-event keolahragaan. Karenanya, kata dia, pihaknya mendorong agar masyarakat hadir di sana. Contoh sederhana, menjadi destinasi untuk “golek kringet” dengan jogging di sisi jalan, pada kawasan seluas 20 hektar ini.

BACA JUGA: Kiai Nur Fauzan Isi Peringatan Maulid Nabi di Polres Kebumen

Dia optimistis, jika Jatidiri mulai ramai oleh warga yang makin tertarik berolahraga, maka dengan sendirinya pelaku bisnis ataupun UMKM akan datang. Kondisi gelanggang olahraga ini, memang semakin bagus, cantik, dan tertata. Ke depan, juga tengah disiapkan Gedung Serba Guna.

”Kami bakal mengundang tenaga ahli, untuk menyusun mapping, kira-kira space mana saja yang bisa dipakai untuk UMKM, kafe atau toko-toko olahraga,” imbuh Agung didampingi Sub Koordinator Kemitraan dan Pembinaan Kelembagaan Olahraga Adelio Luis B Anjos.

Agung sendiri tak menampik, jika selama ini pihaknya dilematis dalam mengelola Jatidiri. Pada satu sisi mengejar Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena itu milik pemerintah, sedangkan sisi lain sebagai pusat latihan para atlet.

BACA JUGA: Operasi Pasar Murah, Dispaperta Batang Gandeng Petani

”Dua kepentingan ini sering bertemu. Kita pernah terlena, karena mengejar PAD dengan menyewakan venue, kepentingan atlet dikalahkan. Atlet sepakbola misalnya sampai latihan di pinggir sungai,” ujarnya.

Maka dari itu, sambung Agung, pihaknya ingin semua bisa berjalan beriringan. Kegiatan latihan atlet jalan berkesinambungan, pihak pengelola bisa mendapatkan pemasukan dengan event-event yang digelar, dan menjual space untuk toko-toko yang sudah memiliki brand maupun UMKM.

Pada kesempatan itu, Agung berharap Siwo PWI Jateng bisa membantu Disporapar, terkait pemberitaan kawasan Jatidiri agar lebih dikenal. Lebih dari itu, turut membangun spirit olahraga pada masyarakat, khususnya para atlet Jateng agar prestasinya lebih meningkat.

Di bagian lain, Ketua Siwo PWI Jateng, Erwin Ardian menyampaikan kesiapannya, untuk turut membantu Disporapar dalam program pengembangan olahraga, salah satunya mempromosikan Jatidiri. Pada kesempatan itu, Erwin juga menyampaikan sejumlah agenda Siwo, seperti persiapan menghadapi Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas), dan Anugerah Olahraga 2023 Siwo PWI Jateng.

Sigit PR