blank
Ilustrasi. Reka: Wied

blank

SAYA pernah mendatangi klinik tradisional pengobatan jiwa dan  diskusi dengan terapisnya. Ketika saya tanya, dari sekian yang dirawat, yang menyebabkan gangguan jiwa itu dari faktor apa?

Dijawab, yang terbanyak orang yang keinginannya tidak tercapai, persentasenya hampir 50 persen, 25 persen yang salah menerapkan ilmu metafisik, dan 25 persen (diyakini) gangguan makhluk halus.

Artinya, jika ada 100 orang terganggu jiwanya, separuhnya akibat gagal dalam cita-cita, sisanya masalah metafisik. Ketika saya tanya, bagaimana agar selamat dari gangguan jiwa?

Dijawab, mencegah lebih baik daripada mengobati. Caranya? Membiasakan diri berbaik sangka  apa pun yang sudah  digariskan Tuhan, dan ketika gagal mencapai  target, jangan terlalu berlarut. Hindari suasana batin tidak nyaman, hindari mudah tersinggung, marah, dsb.

Sebab, jika suasana itu ditambah beban lain, jika itu dialami mereka  yang jiwanya rapuh, basic spiritualnya pas-pasan, sangat rentan  mengalami gangguan kejiwaan.

Menurutnya, ada beberapa cara menanggulangi gangguan jiwa akibat problem hidup. Yaitu membiasakan bersikap apa adanya, dan hindari sikap optimistis berlebihan, berserah diri kepada-Nya dan selalu berbaik sangka dalam banyak hal.