Gunung Andong
Api yang sempat membakar padang savana yang ada di Puncak Gunung Andong, Jumat ( 11/8/2023) dini hari sudah padam. Dan, tinggal menyisakan bekas kebakaran di lereng gunung tersebut. Foto: W.Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)-Kebakaran hutan Gunung Andong  yang masuk dalam wilayah  Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang terbakar pada Kamis ( 10/8/2023) sudah teratasi.

“Dari hasil pemantauan hingga  Jumat  pukul 01.00 dini hari,  sudah tidak ada titik api. Kami juga sudah menghubungi masyarakat yang rumahnya dekat sekitar Gunung Andong saat ini titik api sudah tidak kelihatan, asap-asap tidak ada kepulan,” kataKepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Pagergunung, Muhlisin, Jumat ( 11/8/2023).

Muhlisin  mengatakan, dari hasil pemantauan yang dilakukan tim bersama  Perum Perhutani KPH Kedu Utara dan personel lainya serta masyarakat Desa Jogoyasan  pada Jumat (11/8) pagi sudah tidak ada lagi kepulan asap.

Ia menambahkan, vegetasi tumbuhan yang terbakar sebagian besar berupa rumput ilalang.  Sedangkan tumbuhan pohon seperti pinus dan akasia juga ada, tetapi tidak banyak.

Akibat dari kebakaran tersebut luasan lahan yang terbakar 15,10 hetkare di Petak 26c, dan 9,2 hektare di petak 27f-3. Sedangkan total nilai kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai Rp 3.645.000.

Kerugian akibat kebakaran di Petak 26 c sebesar Rp 2.265.000, sedangkan di Petak 17f-3 sebesar Rp 1.380.000,”katanya.

Surono, salah satu warga Dusun Jogoyasan, Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang mengatakan, itik api pertama kali terlihat sekitar pukul 11.00 WIB diPposko III lereng sebelah barat.

Menurutnya,  setelah melihat adanya kepulan asap yang diduga titik api, masyarakat Dusun Jogoyasan bersama dengan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) langsung berupaya melokalisir kobaran api. Yakni, dengan cara gepyokan menggunakan ranting pohon.

Selain anggota MPA dan masyarakat Jogoyasan sejumlah anggota BPBD Kabupaten Magelang, anggota Koramil Ngablak, Polsek Ngablak dan lainnnya juga melakukan upaya pemadaman.

Surono menambahkan,  saat melakukan upaya pemadaman api, masyarakat sedikit mengalami kendala. Yakni, medan yang berupa tebing yang sangat curam.

“Selain itu, saat melakukan gepyokan batuan tebing yang curam tersebut kadang terlontar dan membahayakan orang yang memadamkannya, dan tidak berani memadamkan api tersebut”katanya.

Ia menambahkan, peristiwa kebakaran hutan di Gunung Andong tersebut  bukan yang pertama kalinya, karena hampir setiap tahun saat musim kemarau selalu terjadi kebakaran hutan.W. Cahyono