WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyembelihan hewan kurban menjelang Idul Adha 1444 H di Wonosobo, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo bersama Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) selenggarakan Kegiatan Bimbingan Teknis Juru Sembelih Halal (Juleha).
Bimtek yang diikuti para calon juru sembelih utusan takmir masjid/musholla, pondok pesantren, komunitas santri gayeng nusantara dan kepanitiaan qurban lainnya itu, di gelar di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Wonosobo.
Plh Kepala Bagian Kesra Sekretaris Daerah Wonosobo, Zulfa Ahsan Alim mengapresiasi upaya yang dilakukan MUI setempat.
Menurutnya Pemkab terus berusaha mensosialisasikan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sesuai syariat kepada semua masyarakat terutama juru sembelih.
“Tentang keterjangkauan pembekalan bagi Juleha, alhamdulillah Pemkab Wonosobo dan MUI berkomitmen untuk terus bersinergi melaksanakan kegiatan secara bertahap,” katanya.
Dia berharap melalui sistem tular menular, juru sembelih ini nanti menularkan dan mengedukasi kepada yang lain di wilayahnya masing-maning, jadi keterjangkauan ini akan berjalan dengan baik.
Lebih lanjut disampaikan, meskipun hewanperlakuan kesejahteraan hewan perlu di utamakan. Sehingga semua proses menjadi nilai ibadah dan mengandung unsur-unsur pembelajaran baik yangakan menghadirkan kepuasan batin bagi yang menyembelih dan yang berkurban.
“Dengan berqurban bisa menjangkau relung-relung lapisan masyarakat, sehingga harapannya bisa meningkatkan nilai gizi masyarakat dan membantu mengatasi mengentaskan masalah stunting di Wonosobo,” ujarnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo, KH Muchotob Hamzah menjelaskan, sejak 2017 pihaknya sudah bermitra secara permanen dengan Pemkab melalui Dispaperkan dan Bagian Kesradalam kegiatan bimbingan kepada para juru sembelih hewan qurban.
Menurutnya itu sangat penting dilakukan guna menjamin penyembelihan hewan secara halal, sehingga masyarakat juga mendapatkan jaminan daging yang halal dan thoyib.
Aturan Tehnis
Tahun ini, lanjutnya, MUI melaksanakan 3 kelas, masing-masing 45 orang. Adapun hari ini kita melaksanakan paket khusus untuk santri gayeng nusantara Wonosobo dan 3 perwakilan dari seluruh kecamatan.
“Adapun materi pembelajaran meliputifilosofi halal haram, materi penyiapan peralatan penyembelihan, cara mengendalikan hewan dan Fiqih teknologi serta praktek lapangan,” jelas abah Khotob.
Menurutnya, pelaksanaan bimbingan itu dilakukan agar para juru sembeli dapat melakukan pemotongan hewan kurban dengan baik dan benar. Tidak dilakukan sembarangan, yang bisa menyebabkan hewan kurban tersiksa dan cara penyembelihannya tidak sesuai syar’i.
“Salah satu bimbingan yang dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada para juru sembeli agar dapat mengetahui karakteristik hewan kurban. Jadi saa penyembelihan hewan korban ada cara tehnisnya tidak membuat hewan tersiksa,” tandas dia.
Profesi Juleha, lanjutnya, merupakan ujung tombak penentu kehalalan dan penghasil daging yang Aman Sehat Utuh Halal (Asuh). Sehingga hewan kurban yang dikonsumsi masyarakat thoyib, halal, bersih dan sehat
“Peran Juleha menjadi sangat penting dalam memastikan pelaksanaan penyeblihan hewan ternak agar memenuhi persyaratan syariat Islam, kesehatan dan prinsip kesejahteraan hewan,” ungkapnya.
Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan petugas Juleha. Sehingga mampu menyediakan produk asal hewan yang halal dan thoyib. Terjamin mutu dan keamanan untuk dikonsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani.
“Di samping halal juga higienis. Jadi aspek syar’i, kebersihan dan kesehatan semua masuk. Itu sangat penting dilakukan oleh umat Islam. Maka dipandang perlu melakukan pelatihan-pelatihan semacam ini,” ujarnya.
Selanjutnya, para peserta yang telah mendapatkan pelatihan akan diberikan sertifikat. Sertifikat tersebut menjadi sebuah jaminan bahwa juru sembelih yang melakukan kurban adalah orang yang telah diberikan bimbingan Juleha.
Muharno Zarka