“Saya sangat senang bisa menunaikan ibadah haji “ungkap Mbah Suminah ketika ditemui di asrama Haji Donohudan, Selasa (20/6)
Ibu tiga putra dan nenek tujuh cucu serta enam cicit yang tergabung dalam kelompok terbang 90 gabungan dari Kabupaten Kudus dan Rembang dengan lugas menceriterakan prosedur mendaftarkan diri untuk menjalankan ibadah haji.
Dituturkan dirinya mendaftar pada tahun 2015 dan tidak menabung. Untuk melunasi biaya dijuallah seekor dari enam sapi yang dimiliki.
Dari pendaftaran itu, mbah Suminah mendapatkan jadwal berangkat ke tanah suci tahun 2022. Namun karena pada tahun disebut terakhir berlangsung pembatasan usia, akhirnya baru bisa berangkat tahun ini.
Meski sudah berusia 103 tahun, mbah Suminah mengerjakan semuanya secara mandiri. Hal demikian terlihat sejak turun dari bus yang mengantarkannya ke Embarkasi SOC, nenek tujuh cucu itu digandeng Ketua Rombongan Hendro Tanoko berjalan kaki tanpa bantuan kursi roda.
Diperoleh keterangan, tidak anak atau pun keluarga yang mendampingi. Bahkan pihak keluarga hanya menitipkan kepada petugas. “Saya menjual dua ekor sapi haji untuk melunasi biaya sebelum berangkat haji,” tutur Mbah Suminah sembari menambahkan resep sehatnya diduga disebabkan setiap hari selalu makan sayuran hasil kebun sendiri dan tempe serta tahu.
Sementara itu Ketua Rombongan (Karom) 4 Kloter 90 Hendro Tanoko menuturkan, dalam rombongan kami ada enam calhaj menggunakan kursi roda.
Tetapi Suminah tidak mau menggunakan kursi roda karena kondisinya segar dan masih sigrak di usia 103 tahun.
“Anggota rombongan yang satu ini tidak memiliki riwayat penyakit. Kesehariannya dulu sebagai petani dan memiliki pendengaran yang bagus” kata Hendro Tanoko.
Terpisah Humas PPIH Embarkasi SOC Gentur Rahma Indriyadi, mengatakan jemaah tertua sudah masuk ke Asrama Haji Donohudan bersamaan kloter 90 atas nama ibu Suminah usia 103 tahun dari Kabupaten Rembang.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh baik dan layak terbang serta yang bersangkutan sudah menerima dokumen penerbangan, living cost.
“Saat ini yang bersangkutan diarahkan ke kamar untuk istirahat menunggu diberangkatkan ke tanah suci pada jam 10.55 WIB,” jelasnya.
Dia menambahkan jemaah lansia akan mendapatkan pelayanan dengan baik dalam artian ada petugas yang intens melayaninya.
Menyinggung jumlah calhaj tunda berangkat karena tidak layak terbang dengan alasan kesehatan sebanyak 35 jemaah.
Mereka rata rata berusia lanjut. Untuk calhaj yang wafat , sebanyak 14 jemaah diantaranya meninggal di tanah suci. Seorang calhaj meninggal dalam pesawat yang membawanya ke tanah suci serta satu lainnya meninggal di Solo, terangnya.
Bagus Adji