WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah, memimpin kegiatan Bakti Religi dalam rangka menyambut peringatan Hari Bhayangkara Ke-77 Tahun 2023. Lokasinya di dua tempat, yakni di Sendang Siwani Kecamatan Selogiri dan Masjid Tiban di Wonokerso Kecamatan Baturetno, yang keduanya menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Wonogiri.
Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, semalam, mengabarkan, Bakti Religi ini dilakukan Senin (19/6). Diikuti oleh Wakapolres Kompol Andi Mohamad Akbar Mekuo bersama para Pejabat Utama (PJU) Polres, para Kapolsek se jajaran, para Perwira dan anggota.
Kegiatannya, melakukan kerja bakti kebersihan di dua tempat bersejarah tersebut, yang diikuti dengan pembenahan dan pengecatan. ”Ini sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap leluhur,” kata Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah.
Sebagaimana diketahui, Sendang Siwani di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, merupakan petilasan pertapaan Raden Mas (RM) Said atau Pangeran Sambernyawa.
Sebelum sukses menjadi tokoh pendiri dinasti Mangkunegaran Surakarta, RM Said, pernah bertapa dan mendapatkan wangsit (petunjuk gaib) di Sendang Siwani. Yakni petunjuk untuk memenangi perang Sambernyawan melawan ketidakadilan keraton dan penjajah Belanda.
Cagar Budaya
Masjid Tiban Wonokerso, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, merupakan Bangunan Cagar Budaya, merupakan peninggalan Para Wali, saat mencari kayu jati pilihan untuk membangun Masjid Agung Demak, sekitar 5 abad yang lampau.
Masjid Tiban diperkirakan dibangun sebelum Tahun 1479 Masehi, yakni sebelum Masjid Agung Demak didirikan. Dinamakan Masjid Tiban, karena tokoh pendiri Dusun Wonokerso, yang membuka hutan untuk membangun Padusunan, tiba-tiba menemukan bangunan Masjid Tiban tersebut.
Tokoh warga masyarakat Wonokerso, menuturkan, diperkirakan Masjid Tiban itu ditinggalkan para Wali untuk meneruskan misi pencarian kayu jati guna pembangunan Masjid Agung Demak.
Ketika ditinggalkan, keberadaan masjid tersebut lambat laun bagai ditelan pepohonan sekitar yang merimba kembali, dan baru ditemukan lagi oleh tokoh pendiri Dusun Wonokerso, saat membangun Padusunan.
Bambang Pur