blank
Tim Putri U17 Banthongyord, menerima Piala Yuni Kartika, setelah tampil sebagai yang terbaik di kelasnya, usai mengalahkan Jaya Raya. Foto: riyan

MAGELANG (SUARABARU.ID)– Pelatih bulutangkis tim putri klub Banthongyord U17 asal Thailand, Sakkaya Sootlake, mengatakan, dia sebenarnya tidak menargetkan anak-anak asuhnya menjadi juara di ajang Polytron Superliga Junior 2023, yang digelar di GOR Djarum Magelang, Senin-Minggu (8-14/5/2023) ini.

Di partai final beregu putri yang digelar Sabtu (13/5/2023), secara mengejutkan mereka mampu mengalahkan tim putri U17 Jaya Raya, dengan skor 3-0. Kemenangan dengan skor telak ini, membuat Sakkaya merasa bangga, karena dia menganggap Jaya Raya yang bermarkas di Tangerang Selatan, Banten itu, merupakan salah satu tim yang kuat.

”Jaya Raya adalah lawan terkuat, sehingga pertandingan di final ini merupakan pertandingan yang paling sulit bagi kami,” ujar Sakkaya usai laga, saat sesi jumpa pers.

BACA JUGA: Bank Jateng Buka Kantor Fungsional di UGM

Dia juga mengungkapkan, juara di kejuaraan beregu yang mengadopsi sistim Thomas dan Uber Cup ini, bukanlah target utamanya. Skuad Thailand datang ke Indonesia, justru untuk mencari pengalaman bertanding dengan atlet-atlet unggulan Indonesia.

”Target utama kami mencari pengalaman. Tak disangka, kami bisa juara. Tentunya hasilnya ini sangat menggembirakan bagi seluruh anggota tim,” tuturnya.

Tak hanya meraih gelar juara beregu, pemain tunggal pertama Banthongyord, Anyapat Phichitpreechasak, juga meraih gelar The Best Athlete U17 Girls Team, berkat penampilannya yang gemilang selama kejuaraan. Sejak babak penyisihan, Anyapat tidak pernah kalah, dan selalu menyumbang poin bagi timnya.

BACA JUGA: Ke KPU, Partai Golkar Memakai Dress Code Busana Petani Nuansa Kuning

”Saya senang bisa juara, apalagi tidak pernah kalah. Menurut saya, pemain Indonesia semuanya bagus,” pujinya.

Atlet-atlet muda asal Negeri Gajah Putih itu mencatatkan sejarah baru, sebagai klub mancanegara pertama yang memenangi Superliga Junior. Pasalnya, sejak bergulir pada 2016 lalu, titel juara selalu diraih klub-klub Indonesia.

Atas kemenangan ini, Banthongyord berhak membawa pulang Piala Yuni Kartika, dan hadiah uang sebesar Rp 100 juta. Sedangkan Jaya Raya mendapat hadiah Rp 50 juta. Juara ketiga bersama ditempati PB Djarum dan Malaysia BAM U17 dengan hadiah Rp 25 juta.

BACA JUGA: Tak Ikut Nyaleg, Mawahib: Saya Ada Penugasan Lain

Semantara itu, legenda bulutangkis Indonesia Yuni Kartika, mengapresiasi kemenangan Banthongyord Thailand dalam event ini. Hasil ini, diharapkan menjadi bahan evaluasi guna meningkatkan kemampuan dan teknik pemain-pemain muda Indonesia, di masa mendatang.

”Saya berharap, Piala Yuni Kartika bisa diraih tim Indonesia. Kekalahan Ini akan menjadi bahan evaluasi kita. Bila melihat jalannya pertandingan, pemain kita belum bisa mengimbangi permainan Thailand,” ujar Yuni.

Satu hal yang disoroti alumni PB Djarum ini adalah, jam terbang pemain-pemain Thailand terbilang lebih tinggi, dibanding para pemain Indonesia. Satu contohnya Anyapat Phicitpreechasak, yang sudah sering mencicipi pertandingan level internasional.

”Menurut saya, kita kalah di jam terbang. Begitu pula dari cara bermain dan ketenangan di atas lapangan sangat berbeda. Inilah yang harus menjadi evaluasi bagi klub-klub di Indonesia,” tandas Yuni.

Hasil Pertandingan:
Tunggal Putri: Anyapat Phichitpreechasak vs Thalita Ramadhani Wiryawan 21-11, 21-11
Ganda Putri: Kodchaporn Chaichana/Pannawee Polyiam vs Jania Novalita Situmorang/Nadia Pritasari 21-18, 21-11
Tunggal Putri: Ratnacha Sompoch Alfira Deanika 21-13, 21-17

Riyan