blank
Balai Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Hukum dan HAM Jateng menggelar Webinar "Back to Basics Pemasyarakatan. Foto: Dok/Ning S

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Balai Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Hukum dan HAM Jateng menggelar Webinar “Back to Basics Pemasyarakatan, Jumat (5/5/2023).

Dalam kegiatan tersebut digelar secara hybrid terpusat dari Graha Yasonna H. Laoly Badiklat Hukum dan HAM Jateng dan virtual melalui zoom meeting dan live streaming kanal Youtube Badiklat Jateng.

Hadir dalam kegiatan Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Heni Yuwono, Kakanwil Kemenkumham Jateng, Dr. A. Yuspahruddin, Kepala Badiklat, Kaswo dan para Kepala Divisi Kemenkumham Jateng serta para Kepala UPT Pemasyarakatan se-Jawa Tengah.

Sementara secara virtual diikuti oleh Kepala Kanwil Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dan para Kepala Divisi dari 10 Kanwil.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan berskala nasional yang melibatkan para pegawai Pemasyarakatan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada 10 Provinsi,” kata Yuspahruddin.

Menurut Yuspahruddin, kegiatan ini untuk memperkaya keilmuan dan pengetahuan, utamanya untuk menyamakan visi dan misi dalam memberikan kualitas pelayanan yang terbaik, jauh dari tindakan-tindakan yang mengganggu integritas dan mengarah kepada tindak KKN, serta bagaimana kita berkomitmen menyatakan perang terhadap narkoba di Lapas dan Rutan.

“Selain itu juga untuk menyikapi banyaknnya pemberitaan-pemberitaan negatif dengan sorotan utama Pemasyarakatan, kita pastikan bahwa kita terus berupaya untuk bergerak ke arah yang lebih baik,” tuturnya.

Ia mengutip yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Dr. Reynhard Silitonga, “Pemasyarakatan memang belum sempurna, tapi kami selalu berusaha menjadi lebih baik”. Kembali pada prinsip dasar dalam pemasyarakatan (back to basics)

“Pemasyarakatan adalah salah satu aspek penting dalam upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Dalam konteks ini, Pemasyarakatan memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan bermartabat,” terangnya.

Menurut Heni Yuwono, program ini sangat luar biasa, mengingat Pemasyarakatan saat ini masih menjadi sorotan masyarakat.

“Pendapat itu hak mereka, tapi isu tersebut tidak benar, tidak sebegitu amat lah. Bagaimana kondisi Lapas, bagaimana kondisi Lapas yang over kapasitas hampir 100 persen. Itulah yang menimbulkan suatu anggapan, dengan kondisi begini masyarakat menilai kita memperlakukan mereka tidak baik,” tukasnya.

“Kita harus mengembalikan kesatuan hidup Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk menjadi orang-orang yang baik. Caranya, dengan kemandirian dan pembinaan. Kemandirian dengan membimbing atau mengajarkan norma-norma yang ada di masyarakat, agama, sosial dan lainnya,” katanya.

Sementara untuk pembinaan, warga binaan diberi pelatihan kerja. “Karena mereka saat kembali ke masyarakat tidak punya pekerjaan, kita beri pelatihan kerja untuk bekal mereka setelah kembali ke masyarakat,” tandasnya.

Kepala Badiklat Jateng, Kaswo menambahkan, kegiatan ini diharapkan bisa memberikan informasi dan wawasan terbaru mengenai tren atau perubahan dalam sistem Pemasyarakatan, sehingga para peserta dapat mengikuti perkembangan terkini dan menerapkan praktik-praktik terbaik sesuai prinsip dasar Pemasyarakatan (Back to Basics).

Ning S