Kegiatan program sosialisasi stunting dan kesehatan reproduksi di SMP Islam Hidayatul Mubtadiin Mindahan Kidul Jepara. Foto: Jamal Lutfi

JEPARA (SUARABARU.ID) – Mahasiswa KKN Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara yang di tempatkan di Desa Mindahan Kidul, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, menginisiasi sosialisasi penting mengenai pendidikan seks, pernikahan dini, dan stunting. Acara ini diadakan di SMP I Hidayatul Mubtadiin Jepara pada Jumat, 26 Juli 2024, dan diikuti oleh 90 siswa-siswi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN mahasiswa UNISNU yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi, risiko pernikahan dini, dan pentingnya pencegahan stunting. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting terkait perkembangan fisik dan psikologis remaja.

Utari Widyaningrum, Duta Genre Jawa Tengah Favorit Putri Tahun 2023, diundang sebagai narasumber utama dalam acara ini. Ia membagikan pengetahuan dan pengalamannya dalam kampanye Generasi Berencana (Genre) kepada para siswa.

“Sebagai Duta Genre, saya mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UNISNU dalam mengadakan acara ini. Penting sekali untuk berbagi informasi tentang kesehatan reproduksi, dampak pernikahan dini, dan pencegahan stunting kepada generasi muda,” ujar Utari.

Fafa Adib Khoiruzzaman, koordinator mahasiswa KKN UNISNU di Desa Mindahan Kidul, menjelaskan, “Kami melihat pentingnya edukasi ini bagi remaja di daerah kami. Kolaborasi dengan SMP I Hidayatul Mubtadiin memungkinkan kami menjangkau lebih banyak siswa.”

Kepala Sekolah SMP I Hidayatul Mubtadiin Jepara, Fathul Ulum, menyambut baik inisiatif ini. “Kami berterima kasih kepada mahasiswa KKN UNISNU dan Utari Widyaningrum sebagai narasumber atas kontribusinya. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa kami.”

Selama acara, para siswa terlihat antusias dan aktif bertanya. Beberapa topik yang menjadi perhatian utama meliputi cara menjaga kesehatan reproduksi, dampak negatif pernikahan dini, serta pentingnya nutrisi seimbang untuk mencegah stunting.

Salah satu peserta kelas IX, Himatul Khasanah, mengungkapkan, “Saya merasa lebih paham sekarang tentang perubahan yang terjadi pada tubuh saya dan bagaimana menjaganya. Saya juga belajar bahwa menikah terlalu dini bisa menimbulkan banyak masalah.”

Utari Widyaningrum menekankan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung edukasi ini. “Pendidikan seks yang benar dan pemahaman tentang risiko pernikahan dini serta stunting perlu menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Pihak sekolah dan mahasiswa KKN UNISNU berharap, dengan adanya sosialisasi ini, para siswa dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, terutama dalam menyebarkan informasi penting mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting.

Hadepe –   Jamal Lutfi