blank
Kaoru Mitoma dan Khvicha Kvaratskhelia. Foto: twitter

blankOleh: Amir Machmud NS

// bola serasa melekat dengan tubuhnya/ jinak digerakkan ke mana mau/ dia pun mencercahkan cahaya/ seberirama itu kaki mengendalikan/ maka bukankah dia layak mendapat panggungnya…//
(Sajak “Cahaya dari Georgia”, 2023)

KATAKANLAH, di mana kau temukan terang yang lebih mencahaya?

Katakanlah, di mana kau menjadi saksi pemunculan manusia-manusia istimewa yang terasa tak ternyana?

Ketika kaki-kaki bergerak dalam ritme cepat, mengecoh, selekat itu bersimesra dengan bola, lalu tajam mengeksekusi. Dia berlari bagai anak panah melesat menukik ke titik bidik…

Simaklah Liga Primer, tekuni pula Liga Serie A. Akan Anda temukan keajaiban-keajaiban itu pada tampilan Kaoru Mitoma dan Khvicha Kvaratskhelia. Nama yang mungkin terasa asing di tengah keakraban dengan popularitas Lionel Messi, Kylian Mbappe, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Robert Lewandowski, atau bintang-bintang yang selama ini menguasai atmosfer elite jagat sepak bola.

Dan, sekarang, siapa yang tak kenal Kaoru Mitoma? Brighton and Hove Albion terangkat menjadi perhatian berkat aksi-aksi pemain Jepang dengan dribel istimewanya itu.

Siapa pula yang kini tak menyimak Khvicha Kvaratskhelia? Keahliannya menggocek bola mengingatkan fans Napoli FC kepada Diego Maradona, legenda yang akan terus dikenang di kota kawasan selatan Italia itu. Bahkan, ketinggian tekniknya terasa membuat orang lupa betapa Napoli pernah punya Gianfranco Zola, si mungil dengan gocekan licin dan free kick sangat deseptif.

“Kvaradona” hadir dari Georgia, negeri yang tak terlalu diperhitungkan dalam peta sepak bola Eropa. Ketika Napoli merekrutnya dari Dinamo Batumi, tak ada yang mengira Kvara bakal melahirkan duet maut bersama tandem ganasnya asal Nigeria, Victor Osimhen. Tak pula ada yang memperkirakan, aksi-aksinya mengingatkan kepada Maradona, “dewa” yang pernah membawa kejayaan Napoli pada 1987 hingga 1990-an.

Prediksi The Guardian tidaklah keliru. Pada 2018, pemain kelahiran Tbilisi 12 Februari 2001 itu dipilih menjadi satu di antara 60 pemain muda terbaik dunia. Dalam usianya yang masih ranum, Kvaratskhelia telah melanglang klub dari Dinamo Tbilisi, Rustavi, Lokomotif Mokswa (pinjaman), Rubin Kazan, Dinamo Batumi, dan kini menjadi motor utama permainan Napoli.

Impresivitas Kvara terlihat dari catatan gol dan assist. Sejauh ini, bersama Osimhen, 29 gol lahir di Serie A, dan jika ditambah dengan produktivitasnya di Liga Champions, 33 gol telah dibendaharakan.

Bukan hanya gol dan assist yang menjadi indikator Kvara sebagai faktor pembeda. Cobalah simak rekaman aksi-aksinya lewat youtube, Anda akan menyaksikan kehebatan pemain dengan kemampuan langka nan komplet. Paling menonjol adalah teknik dribelnya. Ball screening-nya lekat, dengan variasi nutmeg tak kalah dari Neymar. Dia punya gerakan roulette indah ala Zinedine Zidane, dan sesekali memamerkan “Cruyff Turn” dan “Maradona Turn” yang mengecoh penjaganya. Ditopang kecepatan karena kesegaran usia, Kvara sungguh sulit dihentikan.

Di antara banyak pemain yang saat ini disebut-sebut sebagai wonderkid calon pengganti Messi dan Ronaldo, tampaknya Kvaratskhelia sulit tersamai. Boleh jadi Kaoru Mitoma memberi perspektif lain dari teknis dribel yang berkesan “klinis” dan “akademis”, namun pemain asal Jepang yang membintangi Brighton itu kalah komplet dibandingkan dengan Kvara.

Spekulasi Pasar
Pemain dengan proyeksi sekuat Mitoma dan Kvara selalu terkait dengan “harga”. Tak terbendung, pasar industri sepak bola pun merespons dengan berbagai spekulasi. Siapa, atau klub mana yang bakal mendapatkan tanda tangannya?

Real Madrid selalu disebut sebagai klub yang kesengsem oleh bakat-bakat hebat. Kvara diperkirakan masuk dalam bursa incaran, meskipun Los Blancos konon telah bersepakat mendatangkan Mohamed Salah dari Liverpool.

Tentu, pelatih Napoli Luciano Spalletti yang telah menggosok Kvara menjadi mutiara berkilau takkan semudah itu melepas “dinamo tim”-nya. Harga Kvara akan melambung tinggi, setara dengan banderol yang dipasang untuk Victor Osimhen. Nama terakhir itu disebut-sebut diminati oleh Manchester United, sedangkan Mitoma diminati oleh Arsenal.

Kehadiran Mitoma dan Kvara di bursa elite pemain dunia memberi perspektif yang berbeda. Bukan hanya para pendekar dari Brazil, Argentina, Prancis, Portugal, Jerman, Belgia, dan negara-negara sepak bola yang melahirkan calon-calon bintang dunia; kini Georgia dan Jepang mengirim representasi dengan kelas yang tidak tanggung-tanggung. Kondisi ini mengingatkan pada George Oppung Weah dari Liberia, yang merajai Eropa pada 1995, atau George Best menjadi wakil Irlandia Utara yang sangat menonjol pada akhir dekade 1960-an.

Kini cahaya merekah bagai menerangi jagat sepak bola. Cahaya Mitoma, cahaya Kvaradona…

Amir Machmud NS; wartawan suarabaru.id, kolumnis sepak bola, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah