blank
Pratama Arhan. Foto: instagram

blankOleh: Amir Machmud NS

// dia langka/ tak sembarang pemain berkemampuan sepertinya/ ketika satu posisi diperebutkan/ mampukah dia mendapatkannya?//
(Sajak “Pratama Arhan”, 2025)

SIAPA saja pemain “asli” yang berpeluang mendapat tempat dalam skema pelatih nasional, di tengah arus deras pemain diaspora yang mendapat status kewarganegaraan?

Ketika kita bicara hak dan formalitas administrasi, maka takkan lagi terbedakan antara mereka yang benar-benar “lokal” dan yang dinaturalisasi. Realitas yang terbentang adalah, terkadang secara alamiah kita menghitung: posisi mana saja yang masih tersisa untuk para pemain “asli”. Mayoritas posisi, sudah bisa diperkirakan bakal dihuni oleh para pemain “abroad”.

Realitas lain mengatakan, klasifikasi “abroad” tidak harus mereka yang berstatus mendapat kewarganegaraan dari proses naturalisasi. Sejumlah pemain berklasifikasi “abroad” karena bermain di klub-klub luar negeri.

Asnawi Mangkualam misalnya, yang kali ini tidak masuk dalam daftar pemain panggilan untuk laga terdekat timnas, bermain untuk Port FC di Liga Thailand. Sama dengan Pratama Arhan yang dikontrak Bangkok United, juga Ronaldo Joybera Kwateh yang bergabung dengan Mungtong United. Lalu Marselino Ferdinan bersama Oxford United di Liga Primer.

Jika mengacu pada syarat pelatih Patrick Kluivert bahwa dia hanya memanggil mereka yang bermain reguler di klubnya, maka seharusnya Asnawi punya cukup kesempatan. Nyatanya, Arhan dipanggil, sedangkan Asnawi tidak.

Semua pemain diaspora juga harus menaklukkan persyaratan itu, walaupun ternyata Nathan Tjoe A-On yang tidak mendapat cukup menit bermain di Swansea City, tetap tedaftar. Ya, bukankah ada sejumlah pemain berstatus timnas yang tidak mendapat kesempatan rutin bermain di klub mereka di sejumlah liga di Eropa?

Pratama Arhan
Melihat kondisi ini, menarik untuk melihat seperti apa peluang pemain seperti Pratama Alif Arhan yang semasa kepemimpinan coach Shin Tae-yong selalu dipanggil dan mendapat tempat di posisi bek kiri. Padahal saat itu, pemain asal Blora tersebut minim menit bermain di klub lamanya, Tokyo Verdy dan Suwon FC.

Bek kiri menghadirkan persaingan paling ketat. Untungnya, Arhan kini mendapat kesempatan bermain yang cukup di Bangkok United. Kemampuannya yang langka, lemparan ke dalam mematikan, beberapa kali dijadikan senjata oleh Bangkok United.

Boleh dikata dia bangkit dan menemukan kembali sentuhannya setelah tidak mendapat kesempatan unjuk kemampuan di Tokyo Verdy dan Suwon FC. Konfidensinya pulih, dengan kepercayaan yang diberikan oleh coach Tawan Sripan.

Sudah sembilan laga dilalui di semua ajang. Enam kali di Thai League 1, sekali di Piala FA, dan dua kali di Champions League Two. Dari sembilan laga itu, enam di antaranya dimenangkan oleh Bangkok United. Arhan menyumbang satu assist. Dua lemparan “mautnya” mengawali gol Bangkok United.

Kebangkitan Arhan dari kondisi “tidak dipakai” di Liga Jepang dan Liga Korea, tentu patut diapresiasi. Ini menunjukkan mentalitas yang luar biasa. Dia berkibar dari keterpurukan.

Persaingan Ketat
Kini dia harus menghadapi persaingan ketat untuk mendapat tempat dalam skema skuad Klivert. Terdekat, menghadapi tuan rumah Australia pada 20 Maret nanti, dan melawan Bahrain di Jakarta pada 25 Maret.

Sejumlah nama lain harus berjuang mendapat posisi inti. Yakni Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, juga kemungkinan Dean James. Dia baru saja mendapat kewarnagegaraan Indonesia.

Dengan performa Arhan saat ini, rasanya tak beralasan apabila Kluivert tidak mempertimnbangkan untuk menghadapi Australia dan Bahrain pada 25 Maret.

Apakah dia menjadi starter atau cadangan, antara lain diputuskan dari kondisi kebugaran terakhir. Pelatih yang akan mempertimbangkan. Kluivert tentu akan memastikan secara objektif, tidak banyak pemain dengan kemampuan lemparan ke dalam sekualitas Arhan.

Dari sisi menit bermain, tampaknya Calvin Verdonk yang menjadi pesaing utama. Sedangkan Shayne Pattinama dan Nathan Tjoe A-On jarang mendapat kesempatan bermain di klubnya.

Dalam hal kebugaran, tampaknya Arhan mampu bersaing. Dia adalah tipikal pemain yang kuat dalam bertahan dan eksplosif kala membantu serangan. Kelebihan tersebut menjadi salah satu modal bagi eks PSIS itu untuk meraih kepercayaan Patrick Kluivert.

— Amir Machmud NS, wartawan Suarabaru.Id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah