Melasti
Umat Hindu di Magelang ketika hendak menuju ke sumber air Tuk Mas yang ada di  Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, untuk melaksanakan upacara Melasti  . W Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID):  Umat Hindu yang ada di wilayah Magelang menggelar upacara Melasti di sumber mata air ‘Tuk  Kalimas”  yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Upacara Melasti , Minggu ( 19/3/2023). Melasti tersebut dilaksanakan tiga hari menjelang peringatan Hari Raya Nyepi  1945 Caka/2023 yang jatuh pada Rabu  ( 22/3) mendatang.

“Upacara Melasti tersebut disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya,” kata Penasihat Parisada Hindu Dharma Kabupaten Magelang, I  Gede  Suwarti di sela-sela upacara tersebut.

Gede mengatakan, upacara Melasti  tersebut merupakan simbol penyucian diri  para umat Hindhu sebelum memasuki Nyepi.

Menurutnya,Melasti bermakna menyucikan  buana agung dan buana alit. Buana agung ini yakni alam semesta. Sedangkan buana alit adalah diri kita manusia.

Ia menjelaskan, alam semesta harus disucikan karena tidak menutup kemungkinan  alam semesta ini juga dikotori oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Selain menyucikan alam semesta, Melasti ini juga untuk menyucikan para umat. Karena selama satu tahun atau selama masih hidup melakuakn hal-hal yang negatif,” katanya.

Gede menambahkan, , upacara Melasti tersebut biasanya dilakukan di laut  atau danau. Namun, di wilayah Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan labuhan tersebut dilaksanakan di sumber mata air Tuk  Kali Mas yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag

Ia juga menjelaskan, sumber mata air  Tuk Mas  yang ada di Desa Lebak tersebut merupakan peninggalan zaman Kerajaan Hindhu pada abad 6 sampai 7 Masehi silam.  Dalam prasasti yang ada di Tuk Mas ini juga disebutkan, sumber air yang mengalirseperti aliran Sungai Gangga.

Pelaksanaan Melasti kali ini dilakukan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yakni  tidak ada lagi pembatasan umat yang mengikuti Melasti. Dibandingkan dengan pelaksanaan  Melasti saat adanya pandemi covid-19 lalu diberlakukan pembatasan, namun saat ini sudah bisa 100 persen.

Selain diikuti para umat Hindu, upacara Melasti tersebut juga diikuti sejumlah taruna/taruni Akademi Militer (Akmil) Magelang dan juga murid SMA Taruna Nusantara yang beragama Hindu.

 

Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Magelang I Wayan Sukadana menjelaskan,  setelah pelaksanaan Melasti ini  umat Hindu akan melakukan melaksanakan  Tawur Agung( Mecaru) pada Selasa (21/3)  di halaman Pura Wira Buana , Kompleks Akmil Magelang.

“Sebelum pelaksanaan Mecaru  akan dilakukan juga pawai ogoh-ogoh sekitar 2 km dari depan salah satu mall di Magelang hingga Pura Wira Buana,” kata Wayan.

Ia menambahkan, setelah pawai ogoh-ogoh tersebut, umat melaksanakan sembahyang Hari Raya Nyepi ,

Selama pelaksanaan Nyepi, umat Hindu melakukan Catur Berata ( empat pantangan).  Empat  pantangan yang wajib dilaksanakan tersebut , yakni amati geni ( berpantang menyalakan api), amati karya (menghentikan aktivitas kerja), amati lelanguan (menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan( berpantang berpergian). W. Cahyono