SEMARANG (SUARABARU.ID)– Suguhan festival dan lomba burung berkicau dari BnR Semarang, dengan tajuk ‘Road to Udin Trophy Cup feat BnR Semarang’, belum lama ini, terbukti mampu menghadirkan pemain-pemain burung berkicau dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Dengan kemasan eksklusif 12 kelas All Class 24G, terdiri dari kelas Murai Batu, Cucak Hijau dan Murai Muda. Sedangkan sistem penjurian terbuka tanpa korlap, yang terdiri dari empat orang juri.
Sistem penjurian itu, saat ini banyak disukai peserta lomba burung. Hal itu karena sistem ini lebih transparan dan fair play.
BACA JUGA: PT PLN IP Semarang PGU Bersama IZI Jateng Salurkan Program Sarpras untuk Sekolah
Bahkan peserta dari akar rumput pun, berani bersaing dengan pemain-pemain papan atas. Karena mereka yakin, dengan sistem itu juri tidak akan bisa bermain-main lagi untuk menentukan pemenangnya. Semua burung akan dinilai dengan hak yang sama, tanpa memandang siapa pemiliknya.
Gelaran ini terselenggara di Markas BnR Jalan Blancir Semarang, yang ada di Kawasan Hutan Wisata Blancir. Tempat yang sangat layak untuk menyelenggarakan lomba burung, dimana selain memiliki tempat yang rindang, area ini juga tertata sangat rapi, layak untuk event Nasional.
Sukma Titut sebagai Ketua OBI Semarang, mengawal langsung jalannya lomba bersama Rico, Korlap Utama Jateng.
BACA JUGA: UNS Raih Penghargaan PR Indonesia Award 2023
Sedangkan tim Juri BnR Indonesia (JBI), bertugas memegang teguh pakem penilaian, dengann prinsip fairplay. Dengan kinerja tim JBI, membuat peserta merasa puas dengan penilaian yang diberikan.
Salah satu yang menjadi bintang adalah, Murai Batu Rambo milik Mr Bakir, dari Bogoreco SF Demak. Rambo saat ini memang lagi naik daun, pasalnya burung yang satu ini punya torehan prestasi yang menganggumkan. Tampilannya sangat enak sekali, cara membawakan irama lagunya sangat runtut bervariasi, ditutup pukulan yang panjang.
Menariknya lagi, Rambo memiliki volume yang sangat keras, sehingga saat membawakan lagu, baik juri maupun peserta pandangannya akan tertuju pada burung ini.
BACA JUGA: Sambil Patroli Tim Sparta Polresta Surakarta Bagikan Nasi Kotak Kepada Warga Kurang Mampu
Berkat penampilannya yang impresif, Rambo dinobatkan menjadi Juara I Kelas Utama, dengan tiket Rp 2 juta. Senyum lebar terlihat pada wajah sang pemilik, atas pencapaian burung gacoannya ini.
”Ke depan, Rambo akan selalu saya turunkan pada event-event yang bergengsi,” kata Bakir usai lomba.
Murai Batu Regend milik Hendy Josh BF, menjadi yang terbaik di kelas Semarang 330K. Mengandalkan irama lagu yang digelontorkan bervariasi, ditunjang dengan durasi kerja dari awal sampai akhir yang konsisten, disertai volume yang keras dan tajam, membuat Regend yang meskipun berada di gantangan belakang, tetap terlihat menonjol. Berkat aksinya itu, Regend diganjar menjadi Juara I di kelasnya.
Persaingan di kelas Cucak Ijo juga terlihat sangat seru, Turunnya gacoan-gacoan papan atas, semakin menambah sengitnya perebutan tahta juara. Nogosari, burung Cucak Ijo milik Pino Perkonde SF Semarang, tampil sangat apik. Dengan gaya khas Jamtrok (Jambul Ngentrok), disertai dengan bongkaran irama lagu yang bervariasi, aksi Nogosari terlihat sangat mencolok sekali.
Namun aksi itu mendapat perlawanan yang sengit dari gantangan sebelahnya, Hercules, burung milik Andi Citarum. Penampilan kedua burung itu menjadi hiburan tersendiri bagi penonton yang hadir maupun peserta.
Namun apapun itu, juri harus membuat keputusan untuk menentukan pemenangnya. Usai melalui penilaian selama 10 menit, dengan pertimbangan yang sesuai dengan pakem penilaian JBI, juri akhirnya memutuskan Nogosari menjadi Juara I dan Hercules harus puas menjadi runner up di Kelas Twister.
Andi Citarum pemilik Hercules pun mengakui, keunggulan Nogosari. ”Memang kinerja Nogosari sangat bagus. Saya akui itu,” tukasnya.
Berlanjut di kelas Murai Batu Muda yang juga berlangsung seru. Wijaya, burung milik Tomy Iwak SF, tampil sangat impresif dengan gaya happy ngelay, ditunjang dengan irama lagu yang bervariasi dari awal hingga akhir.
Dalam aksinya, Wijaya mampu menunjukkan performa yang bagus. Cara membawakan irama lagunya sangat rapi. Meskipun masih muda, namun irama lagunya sangat tajam, hingga terdengar sampai keluar lapangan. Berkat aksinya itu, Wijaya berhak menyandang Juara I Kelas Murai Muda Twister A.
Secara keseluruhan, lomba berjalan dengan lancar dan kondusif. Sistem non teriak dipatuhi para peserta, sehingga jalannya lomba terasa nyaman. Suara dari burung yang berlaga, bisa terdengar dengan jelas. Materi apa yang dikeluarkan dan seberapa keras volumenya, bisa sangat terpantau baik oleh juri, maupun peserta sendiri.
”Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh Kicau Mania yang sudah hadir, serta mohon maaf apabila ada kekurangan. Kami akan berusaha menyelenggarakan event ini lebih menarik lagi. Dan kami akan selalu bebenah untuk memparbaiki kekurangan,” tukas Sukma Titut.
dr Prie