blank
Tari Bedhaya Sanga dibawakan oleh sembilan penari wanita, tampil memeriahkan peringatan Hari Jadi Ke-278 Kabupaten Pacitan.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Gendhing Ladrang Bima Kurda laras Pelog Pathet Barang, mengiringi langkah Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) beserta istri Ny Efi Nur Bayuaji keluar dari rumah dinas menuju Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo.

Yakni menuju Pendapa Kabupaten Pacitan, untuk menggelar peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan Ke-278 Tahun 2023. Peringatan digelar dalam nuasana budaya Jawa. Hadirin mengenakan busana Kejawen, untuk pria mengenakan blangkon, beskap, berjarik, lengkap dengan kerisnya.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, prosesi kirab Hari Jadi Ke-278 Kabupaten Pacitan digelar Minggu (19/2), berlangsung dalam upacara tata adat budaya Jawa. Kirab diawal oleh Panglima (Suba Manggala) Kirab yang membawa serta barisan Putri Domas yang sekaligus merupakan para pemain Tari Bedhaya (tari selamat datang).

Usai persembahan Tari Bedhaya Sanga, dilanjutkan dengan penyerahan pusaka Kabupaten Pacitan oleh sesepuh kepada Bupati Pacitan untuk disimpan di gedong pusaka.

Abad 12

Terkait dengan Tari Bedhaya, menurut sejarahnya merupakan tarian yang berawal ketika Sultan Agung memerintah Kesultanan Mataram (Tahun 1613 – 1645). Setelah Sultan Agung dalam melakukan ritual semedi lalu beliau mendengar suara senandung dari arah langit.

Bupati dalam sanbutannya, menyampaikan sejarah Pacitan yang sudah ada sejak abad 12 atau di era Kerajaan Kediri. Namun, berdasarkan serat kekancingan (pengukuhan) tercantum Tanggal 19 Februari 1745, dengan Bupati Pacitan pertama Raden Tumenggung (RT) Notopuro. Atas dasar tersebut, disepakati Tanggal 19 Februari  menjadi Hari Jadi Kabupaten Pacitan.

Hadir dalam acara tersebut para Bupati atau yang mewakili dari Kabupaten tetangga dan sejumlah tokoh, diantaranya Anggota DPR RI Dapil 7 Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Kepala Bakorwil Madiun, Wakil Walikota Sawahlunto, Perwakilan dari Kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri, Ponorogo dan dari Kabupaten Trenggalek.

Bambang Pur