Media daerah, media kecil bisa jadi peserta sejauh karya jurnalistik mereka bermutu, layak diambil, dan khas, bukan seperti sekarang yang isinya kebanyakan press release polisi atau pemda, dan terkesan sekadar asal terbit. Karena kuncinya memang konten. Mereka ini karena akan sulit berhubungang dengan pihak platform global, tentu bagus kalau bergabung dan bersatu agar posisi tawarnya lebih kuat, terlepas dari apakah mereka sudah terverifikasi atau belum.

Apakah rupiah yang mereka peroleh nanti cukup untuk menghidupi? Belum tentu. Dan pasti akan kalah besar dalam jumlahnya dibandingkan dengan media-media besar. Tetapi kalau mereka menghasilkan good journalism, secara berkelanjutan, tentu saja peluangnya besar. Ini akan menambah daya hidup agar tidak mati. Agar mereka bisa menjalankan perannya.

Kontroversi yang mengemuka sekarang adalah soal peran Dewan Pers dan pihak-pihak yang merasa lebih berhak karena sudah banting tulang dalam merumuskan, terkait dengan badan pelaksana, apabila peraturan berjudul sementara “Tanggung jawab Platform Global dan Jurnalisme Berkualitas” ini.

Sebenarnya jelas, ide itu dulu difasilitasi Dewan Pers, semua acara dan kegiatan dibiayai dari anggaran APBN Dewan Pers, baik honor, akomodasi, dan maupun biaya transportasi. Jadi semestinya apapaun hasilnya, itu haknya Dewan Pers, bukan hak pribadi dari orang-orang yang menjadi narasumber ataupun peserta diskusinya. Ya biarlah waktu yang akan menyelesaikan.

Dunia bergerak maju dan kita tidak bisa berkutat dengan cara pikir lama. Ancaman pers sekarang ini bukan dari pemerintah, justru lebih banyak dari pemilik media, pemilik modal, pengusaha, sebagaimana hasil Survei Indeks Kemerdekaan Pers. Apabila peraturan tentang Tanggung Jawab Platform Global dan Jurnalisme Berkualitas menjadikan Dewan Pers sebagai pusat dari segala pelaksanaan dan penjabarannya, itu sudah menunjukkan independensi pers itu sendiri. Karena Dewan Pers adalah kita juga, pemiliknya adalah konstituen yang terdiri dari organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers. Don’t worry be happy.

Ciputat 17 Februari 2022