blank
Pedagang peralatan motor bekas, menunggu pengunjung pasar Pon yang ditutup oleh Dindagkop UKM Blora. Sabtu pon, 11 Februari 2023. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) – Maraknya penyakit mulut dan kuku pada sapi, pasar hewan yang buka lima hari sekali (setiap pasaran Pon) ditutup sementara untuk perdagangan sapi dan kerbau.

Hal itu dikeluhkan oleh pedagang klithikan omzet penjualan ikut terdampak.

Untuk mencegah penyebaran wabah Penyakit Kuku Dan Mulut (PMK) pada hewan ternak sapi dan kerbau, Pemerintah Kabupaten Blora menutup sementara operasional pasar hewan di Pasar Pon, Kelurahan Karangjati, Kabupaten Blora.

Spanduk pengumuman penutupan mulai 10 Januari 2023 sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan, sambil menunggu terhentinya perkembangan virus tersebut, spanduk berukuran 3×2 meter itu dipasang di tembok pintu masuk pasar.

Akibat penutupan pasar Pon tersebut, praktis suasana pasar terlihat sepi dan lesu, hanya ada beberapa pedagang kambing di luar pagar alias bahu jalan, dan nonhewan alias pedagang klithikan yang membuka lapak dagangannya di dalam pasar.

Tetapi tidak sebanyak saat dibukanya pasar hewan tersebut, karena sepinya pengunjung.

Hal itu dikeluhkan oleh Ketua Paguyuban Pedagang Klithikan setempat, Valentino, warga Sukorejo, Kabupaten Blora.

“Akibat penutupan pasar Pon untuk jual beli sapi, praktis tidak ada pengunjung yang datang, akibatnya omzet kami juga ikut turun, kami minta agar pasar tetap dibuka, meskipun tidak ada pedagang sapi yang ke sini, pasar klithikan ini bisa menjadi alternatif untuk warga berbelanja peralatan yang dibutuhkan, baik yang baru maupun yang seken, sukur – sukur bisa dibuka setiap hari,” ungkap Valentino, pedagang pakaian yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Pon itu.

Alternatif Pasar Baru

Pada kesempatan itu, kebetulan datang di pasar pon tersebut, Anggota Komisi B dari Partai Kebangkitan Bangsa, H. Abdullah Aminuddin, menyambut baik usulan pemanfaatan pasar hewan untuk alternatif pasar baru.
Pasar baru yang dimaksud yaitu pasar loak dan klithikan, tanpa mengubah fungsi dari pasar hewan tersebut, akan tetapi justru meningkatkan fungsi untuk pertumbuhan ekonomi para pedagang selain pasar hewan, dari pasar mingguan menjadi harian.

Aminuddin mengatakan, DPRD Blora mencoba menyerap aspirasi dari warga para pelaku usaha perdagangan mikro kecil ini, dan nanti akan ditindaklanjuti dengan mengusulkan kepada Bupati Blora,

Dia berbicara nasib 400 pedagang klithikan yang menggantungkan hidupnya di sini, di samping itu juga memaksimalkan pendapatan asli daerah dari retribusi para pedagang ini.

“Masyarakat juga terbantu untuk mendapatkan barang kebutuhannya sesuai dengan kantong, karena tidak semua yang mampu membeli barang baru, barang seken pun bisa jadi alternatif,” kata H. Abdullah Aminuddin kepada suarabaru. Id.

Pada kesempatan yang sama, saat mengkonfirmasi pada pedagang di pasar pon tersebut, rata – rata sangat setuju pembukaan Pasar Pon agar bisa beroperasional setiap hari, layaknya pasar lainnya.

Seperti yang diungkapkan oleh pedagang barang klithikan sparepart motor dan sepeda Mustakim, dan Warmin, tukang reparasi lampu led, Suparmin, pedagang kacamata dan jam dinding, serta Anto tukang reparasi kompor gas, yang membuka lapak di Pasar Pon tersebut.
Kudnadi Saputro