KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) –Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Dr Petrus Reinhard Golose, membuka Musyawarah Perencanaan (Musren) 2023, di Hotel Grand Artos, Magelang, hari ini Senin (6 Februari 2023). Diikuti 173 kepala BNN kabupaten/kota, kepala BNN dari 34 provinsi se-Tanah Air dan melantik lima pejabat eselon 2.
Kegiatan dengan tema “Akselerasi War On Drugs Menuju Indonesia Bersinar” itu merupakan salah satu bentuk partisipasi BNN RI dalam upaya memulihkan kondisi perekonomian nasional pasca pencabutan kebijakan PPKM oleh pemerintah, karena pandemi Covid-19.
Kepala BNN RI mengatakan, sesuai namanya kegiatan itu untuk melakukan musyawarah perencanaan. Tentang kenapa ditempatkan di Magelang, menurut dia, untuk mengajak jajaran BNN se-Indonesia mengenal Borobudur. “Belum tentu semuanya pernah datang ke Borobudur,” katanya.
Disebutkan, BNN ada di 34 Provinsi dan 173 Kabupate/Kota yang sekarang perwakilannya hadir dalam acara itu. Selain itu untuk menyamakan persepsi kegiatan BNN. “Sebenarnya bukan hanya menangkap orang, tetapi bagaimana menyelaraskan kegiatan yang berkaitan pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dengan anggaran yang benar,” tandasnya.
Kemudian dia berpesan bahwa BNN tetap menggelorakan percepatan. Apalagi tahun ini dia menerapkan program akselerasi. “Selain akselerasi war on drugs, saya minta dilakukan speed up. Lakukan percepatan,” tandasnya.
Dengan begitu diharapkan bisa menurunkan jumlah kawasan rawan narkotika. Kalau hasil prevalensi pada saat Covid ada kenaikan, saat ini berdasar laporan kepala BNN se-Indonesia jumlahnya menurun. Dari delapan ribu, turun menjadi enam ribu.
Dengan Musren tersebut diharapkan tahun ini bisa bekerja lebih baik lagi. Menggunakan anggaran yang cukup kecil, tetapi bisa mengimplementasikan program-program.
Selebihnya dijelaskan, khusus untuk metamfetamin di tahun 2001 ditangkap sekitar 3,3 ton. Kemudian pada 2022 sebanyak 1,092 ton. Itu hanya metamfetamin atau Sabu. Lahan ganja juga banyak yang dimusnahkan.
“Ada 12,2 calon pengguna. Prevalansinya 3,6 juta.
Itu ukuran satu kali pakai narkotika selama setahun,” tuturnya.
Dengan melakukan operasi, penahanan dan pemberantasan, dia yakin bisa menekan jumlah itu.
Di sebutkan juga, di Jawa Tengah tingkat peredaran narkotika jumlahnya lumayan banyak. Tetapi di wilayah ini kerja sama BNN dengan stakeholder cukup baik.
Ditambahkan, yang sekarang menjadi prioritas operasi adalah daerah pertambangan. Juga mengawasi peredaran di tempat wisata.
Pada waktu Covid ada kecenderungan penggunaan narkotika di rumah-rumah kosong. Tetapi saat sekarang ada kecenderungan di tempat wisata. Antisipasinya bukan hanya dengan penangkapan, tetapi dengan pencegahan.
Menyinggung tentang adanya narkoba jenis baru, menurut dia hampir setiap Minggu berubah jenis. Tetapi yang jumlahnya besar adalah Sabu-sabu. Dibanding dengan di Eropa, di sana masih suka kokain dan heroin.
Tentang penambahan rehabilitasi, dia minta kepada pemerintah daerah. Dia juga minta Menteri Sosial untuk menyiapkan rehabilitasi sosial. “Rehabilitasi ada dua, medis dan sosial,” jelasnya.
Eko Priyono