blank
SIMBOLIS - Pj Sekda Kota Tegal Dr dr Sri Primawati secara simbolis menyerahkan paket sembako murah kepada perwamkilan warga. (foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Bank Indonesia Tegal, TPID Kota Tegal dan Bulog Cabang Pekalongan menggelar Operasi Pasar Murah dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Pasar murah dilaksanakan di halaman Kantor Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, Senin (12/12/2022). Satu paket berisi 5 kg beras premium, 1 Kg gula pasir dan 1 liter minyak sayur dengan Rp 63 ribu.

Sambutan Wali Kota Tegal dibacakan Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal Dr dr Sri Primawati menyebutkan, pasar murah yang diselenggarakan merupakan kerja sama Pemerintah Kota Tegal, TPID dan Bulog Cabang Pekalongan, dengan tujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, sehingga peningkatan inflasi dapat ditekan.

Menurut Sri Primawati, pasar murah juga menjadi bagian penting untuk menekan, mengendalikan harga serta menjaga kestabilan laju inflasi. Sebab, inflasi bisa terjadi karena kenaikan harga secara periodik dan biasa diikuti dengan kurangnya ketersediaan barang yang tidak sebanding dengan permintaan.

Dengan adanya pasar murah, Pemerintah Kota Tegal berupaya meyakinkan dan menenangkan serta memberi kepastian masyarakat bahwa pasokan stok bahan pokok di Kota Tegal masih cukup aman, tidak ada kekurangan dan distribusi lancar hingga ke masyarakat sebagai konsumen.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Dodi Nugraha menyampaikan, upaya konkrit Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal dinilai cukup efektif. Tercatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal pada bulan Oktober 2022 mengalami inflasi sebesar 0,21persen (mtm). Hal ini mendorong penurunan inflasi tahunan kota Tegal menjadi 6,36 persen (yoy) setelah pada bulan sebelumnya sebesar 6.63 persen (yoy) berada di atas inflasi Jawa Tengah yang sebesar 5,81 persen dan inflasi Nasional sebesar 5,42 persen

Dody menjelaskan dari sisi domestik, gangguan cuaca dan perubahan iklim yang tidak menentu berpotensi menurunkan ketersediaan pasokan pangan yang berdampak pada peningkatan inflasi volatile food. Disamping itu, penyesuaian harga BBM juga berpotensi meningkatkan harga komoditas pangan melalui peningkatan biaya distribusi.

Berdasarkan Data BPS, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2022 tumbuh 5,28 persen (yoy). Pertumbuhan ini cukup baik meskipun relative melambat jika dibandingkan pada triwulan II yang mencapai 5,66 persen (yoy).

Selain pasar murah tersebut, dicanangkan pula gerakan menanam cabai yang diprakarsai Kelompok Wanita Tani dan Tim Penggerak PKK Kota Tegal. Gerakan tersebut mengajak masyarakat menanam cabai di pekarangan rumah masing-masing. Sebab, cabai menjadi salah satu komoditi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Pada acara tersebut diberikan secara simbolis paket bahan pokok berisi beras, minyak sayur dan gula pasir, dan juga diberikan bibit tanaman cabai sebagai bentuk pencanangan gerakan menanam cabai di rumah.

Sutrisno