blank
Para pedagang membawa poster dengan tulisan menolak dipindah ke Pasar Johar Baru. Mereka merasa nyaman berjualan di Pasar Relokasi MAJT.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Para pedagang di pasar relokasi Johar MAJT menggelar istighotsah dan memanjatkan doa bersama. Mereka berharap Pemkot Semarang mengurungkan niatnya untuk membongkar bangunan pasar yang sudah tujuh tahun dimanfaatkan para pedagang untuk mengais rezeki.

”Para pedagang sudah merasa krasan berjualan di pasar relokasi MAJT. Namun belakangan ini banyak yang resah, karena Pemkot berencana membongkar bangunan pasar relokasi MAJT. Sementara di Pasar Johar sepi pembeli, karena tempat buka dasaran sangat sempit, hanya berukuran 2×1 meter,” ujar Murni, pedagang sembako, Rabu (30/11).

blank
Para pedagang Pasar Relokasi MAJT menggelar Istighotsah dan memanjatkan doa bersama. Kegiatan dihadiri Panglima Patriot Garuda Nusantara (PGN), Gus Nuril Arifin Husein alias Gus Nuril, dan pihak Yayasan Majid Agung Kauman, Gus Khamad Maksum.

Wanita yang sudah 32 tahun berjualan sembako tersebut berharap lapak dagangannya tidak dipindah ke pasar Johar Baru. Menurutnya, pasar Johar Baru tidak layak digunakan berjualan. Selain luas lapak yang sempit, akses untuk bongkar muat barang juga tidak representatif, sehingga pedagang merasa kesulitan berjualan di pasar Johar Baru.

“Di sana (Pasar Johar Baru) luas kios hanya 1×2 meter, sangat tidak ideal. Akses bongkar muat barang juga tidak ada. Berbeda dibanding di sini (relokasi kawasan MAJT) luasnya 32 meter persegi atau 4×8 meter,” imbuhnya.

Murni menambahkan, pengunjung juga lebih nyaman berbelanja di pasar relokasi MAJT dibanding Johar Baru. Sebab, lokasi lapak pedagang mudah diakses, berbeda dengan Pasar Johar Baru yang letaknya berada di dalam.

Hanya saja, Murni berharap pengelola pasar relokasi MAJT bisa sedikit menurunkan biaya sewa. Saat ini biaya sewa di pasar relokasi Johar MAJT Rp 12 juta per tahun. Sedangkan di pasar Johar Baru Rp 7 Juta per tahun.

“Walau di sini lebih mahal, namun masih lebih nyaman untuk berjualan. Kalau bisa harganya turun maksimal Rp10 juta per tahun sudah termasuk  pajak,”  imbuhnya.

Murni bersama puluhan pedagang relokasi johar di MAJT sore itu mengadakan doa bersama. Mereka berharap pemerintah Kota Semarang tidak memindahkan mereka ke Pasar Johar Baru.

Mereka sudah nyaman berjualan di lokasi relokasi.
pedagang, acara doa bersama tersebut juga dihadiri ratusan anggota Patriot Garuda Nusantara (PGN). Bahkan Panglima Patriot Garuda Nusantara (PGN), Gus Nuril Arifin Husein alias Gus Nuril ikut mendoakan agar pemerintah kota Semarang memperhatikan nasib pedagang, dengan tidak membongkar bangunan pasar dan memaksa untuk pindah di pasar Johar Baru.

”Biarkan para pedagang memilih tempat lapak dasaran. Jika sudah merasa nyaman di pasar relokasi MAJT, seharusnya Pemkot justru mendukung. Bahkan mestinya bangunan yang ada tidak perlu dibongkar, tetapi justru dihibahkan ke MAJT agar tetap bermanfaat bagi pedagang dan ikut memakmurkan masjid,” ujar Gus Nuril.

Ratusan anggota PGN menyatakan siap membantu pedagang relokasi MAJT, jika ada oknum pemkot yang mengusik keberadaan pedagang, atau memaksa untuk pindah ke pasar Johar Baru.

Di sela-sela istighotsah para pedagang membawa poster yang bernada protes terhadap kebijakan Pemkot yang dinilai tidak berpihak kepada para pedagang kecil. ”Saya ingin berjualan di MAJT sampai mati, stop sesama pedagang jangan diadu domba,” tulis mereka di poster.

Seperti diketahui Pasar Johar Baru sudah selesai direnovasi dan siap digunakan kembali oleh pedagang. Namun para pedagang sudah merasa nyaman berjualan di tempat relokasi kawasan MAJT dan tidak ingin kembali ke lokasi semula di Pasar Johar Baru.

Sementara, mewakili pihak Yayasan Majid Agung Kauman, Gus Khamad Maksum menjelaskan, berkaitan tentang Pasar Johar Relokasi, Tim Pasar yang dibentuk oleh Yayasan Nadhir Wakaf Masjid Agung Semarang, berharap agar Pemkot bersikap persuasif dengan pedagang. Jangan sampai ada pembongkaran pasar Johar relokasi.

“Kami berharap Pemkot menghibahkan Aset Pasar Johar Relokasi dan Pedagang bebas memilih mau milih di Johar Kauman atau Johar Relokasi, jangan ada pemaksaan. Kami berharap Pemkot di era Ibu Ita ini lebih bijaksana dan berpihak pada kepentingan umat,” ujar Gus Khamad didampingi Wakil Sekretaris PP MAJT, H Istajib AS.

Istajib menambahkan, Yayasan mempunyai misi memberdayakan Tanah Wakaf supaya produktif sebagaimana amanat UU Wakaf dan untuk kemaslahatan MAJT. Pihaknya berharap Satpol PP Kota Semarang bersikap bijaksana dan jangan ada pernyataan membubarkan atau mengosongkan pasar relokasi MAJT.

”Pernyataan seperti itu kebijakan yang tidak enak didengar masyarakat. Biarkan para pedagang memilih jalannya sendiri, mau berjualan di relokasi MAJT atau di pasar Johar jangan dipaksa dan jangan diadu domba dengan pedagang lainnya,” ujar Istajib.

Muhaimin