JEPARA (SUARABARU.ID) – Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta, Rabu (9/11-2022) telah mencanangkan IDI Gerak Satu Hati atau Gerakan Entaskan Stunting untuk Hidup Sehat di Taman Semendung Bangsri.
Acara tersebut digelar oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jepara sebagai salah satu kegiatan bakti sosial dalam perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-58 dan Hari Ulang Tahun Persatuan Dokter Indonesia ke-72. Aksi ini berupa pemberian makanan tambahan bagi anak penderita tengkes atau _stunting_ .
Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Pengerak PKK Ny. Eka Edy Supriyanta, Plt Kepala DKK Muh Ali, M. MKes, sejumlah kepala OPD,
Ketua IDI Cabang Jepara dr. Edwin Tohaga, Sp.A bersama jajaran pengurus dan anggota IDI Jepara. Acara ditandai dengan
penyerahan bantuan bagi penderita _stunting_ . Juga diisi dengan seminar mini tentang Stunting serta Pemberian Gizi pada Baduta.
Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta dalam kesempatan tersebut berbarap IDI melakukan intervensi kepada sebanyak mungkin balita tengkes.
“Saya harap melakukan intervensi jauh lebih banyak dari 17 balita seperti yang dilakukan hari ini, karena ada 7 ribu lebih balita stunting di Jepara,” harap Edy Supriyanta.
Tambahan intervensi ini dia minta langsung dimulai tahun depan.
Pj. Bupati Edy dalam kesempatan tersebut meminta Dinkes dan IDI membuat roadmap penanganan tengkes, dan berharap bisa diselesaikan tahun 2024.
“Saya tanya para dokter, tahun 2024 Jepara bebas stunting. Bisa atau tidak?” tanya Edy.
Menurut Ketua IDI Cabang Jepara dr. Edwin Tohaga,Sp.A, IDI akan melakukan penanganan stunting dengan cara mengelola asupan gizi pada anak penderita stunting.
Dijelaskan pula, penanganannya berupa pemberian makanan tambahan dan pemantauan rutin oleh dokter-dokter spesialis. Gerakan intervensi ini menyasar 17 anak di Kecamatan Bangsri. Mereka hanya sebagaian dari total 258 anak penderita tengkes.
“Jika program tersebut berhasil harapannya dapat dijadikan anutan (role model) menjadi formula penanganan stunting. “Jadi 17 ini adalah anak yang mendesak untuk dikelola agar segera mendapatkan penanganan,” tuturnya.
Menurutnya, 7.138 balita berstatus stunting di Jepara harus dikelola dengan intervensi yang spesifik. Tak hanya lingkungan mini keluarga dan masyarakat, tapi juga pemerintah dan negara.
Dalam kesempatan itu, digelar juga mini seminar dengan narasumber Dokter Silvi Anitasari, S.Pa. dan Dokter Andika Dwi Bahana, Sp.GK.
Hadepe